Jakarta (ANTARA News) - Pemasaran berbagai produk kerajinan tangan kayu batik asal Yogyakarta seperti tempat lilin, tempat buah, topeng telah menembus pasar luar negeri.
Perajin Kayu Batik Yogyakarta, Arief Fandi, di Jakarta, Sabtu mengatakan, sejumlah produk kayu batik tersebut telah dipasarkan ke Inggris, Jepang dan Australia.
"Secara rutin setiap bulannya produk-produk itu diekspor ke sejumlah negara tersebut," katanya tanpa merinci volumenya.
Arief Fandi mengatakan, peluang pasar dari produk kerajinan kayu batik tersebut cukup menjanjikan baik untuk dalam negeri maupun luar negeri.
Banyak pembeli dari daerah lainnya di Indonesia yang datang untuk membeli produk itu, guna dipasarkan lagi kepada masyarakat.
Produk kerajinan kayu batik itu, juga dimintai dan dijadikan sebagai suvenir saat wisatawan mancanegara maupun domestik datang ke Yogyakarta.
"Kendatipun demikian, promosi terus dilakukannya untuk lebih memperkenalkan produk-produk tersebut kepada masyarakat umum," katanya
Menurutnya, bahan baku untuk produk tersebut seperti kayu kembang, kayu pule, kayu wadang tidak ada masalah karena cukup tersedia.
Ketersediaan bahan baku itu, membuat pengrajin kayu batik dapat mengembangkan usahanya.
Selain itu dalam menjalankan usahanya, mendapatkan bantuan dana dari BNI melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN tersebut.
Fasilitas tersebut sangat berarti sehingga usaha yang ditekuni dapat berkembang.
"Berbagai pameran dalam negeri maupun luar negeri telah diikutinya karena peran dari BNI, seperti pameran di Malbeurne Australia dan Jakarta Fair 2009," kata Andi yang memulai usahanya pada tahun 2002.
Dalam Jakarta Fair 2009 ini, sejumlah produk kayu batik dipamerkan ke masyarakat antara lain tempat lilin, tempat buah, penyanggal pintu dan topeng.
Harga dari produk-produk tersebut bervariasi, tergantung besar kecilnya seperti tempat lilin dijual dari Rp25 ribu-Rp50 ribu per buah, tempat buah dari Rp15 ribu- Rp135 ribu, prenyanggal pintu Rp20 ribu perbuah.
Menjawab pertanyaan, dia mengatakan, dalam menjalankan usaha itu, sedikitnya mempekerjakan 43 orang terdiri dari pembatik kayu sekitar 30 orang dan 13 tenaga lepas lainnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009