"Earth Polo adalah lambang dari transisi yang kami lakukan di semua lini busana, produk, dan bahan utama kami," tulis pihak rumah mode tersebut dalam sebuah pernyataan tertulis yang diunggah di laman akun media sosial Instagram dikutip pada Kamis.
Dalam keterangan tersebut, Ralph Lauren menjelaskan bahwa tujuan dari penggunaan botol plastik sebagai bahan dasar busana tidak lain untuk melestarikan alam.
Baca juga: Ralph Lauren batalkan peragaan busana karena virus corona
Baca juga: Ralph Lauren minta maaf gara-gara simbol persaudaraan kulit hitam
Rumah mode ini menyatakan ingin menciptakan benda-benda yang dimaksudkan untuk dipakai, dicintai, dan diteruskan ke generasi berikutnya.
"Itu berarti kami harus merancang produk dan pengalaman yang lebih berkelanjutan dengan mencari sumber daya secara bertanggung jawab, memproduksi secara efisien, dan berinvestasi dalam inovasi yang memajukan upaya ini menuju masa depan yang lebih berkelanjutan."
Setiap satu potong busana Earth Polo dibuat seluruhnya dari botol plastik, diwarnai menggunakan proses yang sepenuhnya tanpa air dan dirancang dengan mempertimbangkan kelestarian alam.
"Pada tahun 2025, kami juga berjanji untuk menggunakan 170 juta botol plastik dalam produk dan kemasan kami. Dengan melakukan itu, kami berharap dapat mengurangi jumlah plastik yang berakhir di lautan dan tempat pembuangan sampah di seluruh dunia," tulis pernyataan tersebut.
Kendati demikian rumah mode asal Amerika Serikat tersebut mengakui bahwa pihaknya belum 100 persen menjadi perusahaan yang berkelanjutan.
"Karena keberlanjutan bukan sekedar tren, tapi itu adalah masa depan kita. Kami pun memiliki komitmen untuk keberlanjutan yang sederhana," tulis pihak rumah mode.
"Kami meningkatkan bagaimana cara kami memproduksi barang, membayangkan kembali cara kami mencari bahan dan memikirkan kembali cara kami mengonsumsi energi."
Baca juga: Ralph Lauren donasikan ratusan ribu masker dan APD
Baca juga: Ralph Lauren donasikan 10 juta dolar AS untuk penanganan COVID-19
Baca juga: Enam pagelaran busana yang ditunda akibat virus corona
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020