Di saat itu kalau kita tidak hati-hati kita bisa dengan mudah terpapar oleh penularan virusJakarta (ANTARA) - Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo mengatakan masyarakat bisa membuat pesan-pesan kreatif terkait upaya melawan pandemi COVID-19, terutama menjelang dan saat puasa.
"Kita tahu saat bulan puasa tubuh kita melemah karena seharian tidak makan dan minum. Di saat itu kalau kita tidak hati-hati kita bisa dengan mudah terpapar oleh penularan virus," kata Imam dalam telekonferensi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Kamis.
Baca juga: Sosiolog: Indonesia punya modal budaya untuk beragam cara komunikasi
Ia mengatakan menjelang Ramadhan, masyarakat akan melakukan banyak kegiatan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika beribadah di bulan suci tersebut.
Di tengah banyak persiapan itu, kesehatan tubuh juga akan menghadapi banyak tantangan di tengah pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, kreativitas masyarakat untuk membuat pesan atau informasi tentang cara yang tepat melawan COVID-19 di tengah banyak kegiatan akan sangat diperlukan.
Baca juga: Sosiolog sarankan pencairan BLT dalam bentuk sembako dan uang
"Kita harus hindari betul kegiatan yang berinteraksi dengan banyak orang yang kita tidak tahu. Itu bagaimana pesannya supaya kita dalam beribadah tetap bisa menjalankannya tetapi kita harus bisa terhindar dari bahaya (virus)," katanya.
Kemudian terkait ritual mudik yang biasa dijalankan menjelang Lebaran, meski masyarakat telah diimbau untuk tidak mudik, tapi banyak di antara mereka yang belum mengetahuinya.
Baca juga: Sosiolog: Perhatikan kaum marginal jika terapkan pembatasan sosial
Melalui konten-konten yang menarik dan menghibur, masyarakat bisa membuat pesan-pesan ajakan kepada masyarakat lainnya untuk tidak mudik guna menghindari penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19.
"Bagaimana pulang kampungnya itu tidak menulari. Itu bagaimana (membuat) pesan yang harus dilakukan," ujarnya.
Kemudian, saat Lebaran masyarakat juga biasanya melakukan halal bi halal. Bagaimana masyarakat bisa mempopulerkan perlunya halal bi halal secara digital di tengah pandemi COVID-19 juga bisa dilakukan.
Baca juga: Sosiolog sebut pencegahan penularan COVID-19 harus jadi prioritas
"Teknologi sekarang ini memungkinkan kita untuk bertatap muka secara cyber, secara digital. Kalau itu kita sampaikan dan dilakukan semua orang, di semua perkampungan, maka itu akan dapat mengurangi kerinduan kita. Tidak harus bertemu fisik, tetapi kita bisa bertatapan muka secara cyber," katanya.
Tak kalah penting, pesan-pesan terkait perlunya mencuci tangan dengan sabun, tetap di rumah, menjaga jarak aman dengan orang lain dan memakai masker saat di luar juga perlu disampaikan melalui konten-konten yang kreatif sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Baca juga: Sosiolog ingatkan penjarakan fisik perlu lebih disosialisasikan
Pewarta: Katriana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020