Banda Aceh (ANTARA) - Calon Presiden Jusuf Kalla bertekada mengubah dogma bahwa untuk orang nomor satu di Indonesia atau kepala negara/pemerintahan harus berasal dari Pulau Jawa.

"Jadi kalau saya terpilih menjadi presiden pada pemilu mendatang, dogma harus dari Pulau Jawa akan kita ubah sehingga siapa saja dan dari mana pun asalnya bisa menjadi presiden," katanya ketika bersilaturrahmi dengan Pengurus Partai Aceh di Banda Aceh, Sabtu.

Kalla tidak mengesampingkan bahwa pada Pemilu 2014 akan muncul putra Aceh untuk menjadi calon presiden.

"Amerika Serikat saja bisa mengubah dogma presiden harus berkulit putih dengan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden. Kalau Amerika saja, apalagi Indonesia. Tentu sangat bisa," katanya.

Oleh karena itu, dia menginginkan keanekaragaman bangsa ini dijadikan modal untuk Indonesia tetap bersatu.

"Untuk menjadi pemimpin di masa mendatang tidak lagi melihat dari mana asalnya, tapi bagaimana saling menjaga kepercayaan sehingga bangsa ini damai dan sejahtera," yakinnya.

Ia menyampaikan, untuk menyelesaikan perdamaian di Aceh modalnya hanya satu, yaitu kepercayaan. "Itulah prinsip kepemimpinan Islam yang selalu memegang amanah, fathanah, dan sidiq."

Jusuf Kalla mengaku bangga karena kondisi keamanan di Aceh semakin kondusif.

"Saya tadi malam tiba di Banda Aceh sekitar pukul 11.00 malam. Saya melihat suasananya cukup ramai dan aman. Masyarakat masih berada di pinggir jalan sambil minum-minum," katanya.

Oleh karena itu, perdamaian yang sedang berjalan ini tidak boleh putus apapun resikonya, kata Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden (Wapres) itu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009