Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Adi Purnomo mengemukakan produk asuransi syariah sangat potensial dikembangkan di Indonesia lantaran mayoritas penduduk beragama Islam.
Berbicara saat peresmian unit syariah dan peluncuran produk asuransi "Berkah Savelink" di Jakarta, Jumat, Adi Purnomo mengatakan pertumbuhan premi asuransi syariah di Indonesia sangat tinggi dimana tahun 2008 tingkat pertumbuhannya mencapai 60 persen.
Meski pendapatan premi asuransi syariah hanya Rp1,9 triliun atau sekitar tiga persen dari total pendapatan premi asuransi di Indonesia tahun 2008 mencapai Rp39 triliun, namun Adi Purnomo sangat optimis asuransi syariah di Tanah Air semakin diminati masyarakat dengan tawaran produk yang lebih beragam dan kompetitif.
"Kami sangat optimistis pertumbuhan unit syariah manulife Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada perusahaan dan dalam waktu enam bulan ke depan mampu mencapai target," katanya.
Pihak Manulife Indonesia menargetkan pendapatan premi dari unit syariah dengan produk "Berkah Savelink" pada tahun 2009 sebesar Rp25 miliar.
Ke depan, Manulife Indonesia berencana meluncurkan produk asuransi syariah dengan beban premi yang rendah sehingga mampu dijangkau oleh warga dengan penghasilan yang minim.
Rencananya produk asuransi mikro ini akan menggandeng sejumlah lembaga-lembaga Islam untuk memudahkan penarikan premi dari nasabah.
Sementara itu anggota Dewan Pengawas Syariah Manulife Indonesia yang juga merangkap anggota Dewan Pengawas Syariah Nasional, Muhammad Hidayat mengatakan unit syariah Manulife Indonesia dengan produk "Berkah Savelink" sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
"Peluncuran produk syariah Manulife Indonesia ini memecah kebekuan selama dua tahun dimana Biro Asuransi Departemen Keuangan sejak tahun 2007 tidak lagi memberikan rekomendasi pembentukan unit asuransi syariah yang baru," kata Hidayat.
Dengan peluncuran unit syariah Manulife Indonesia, saat ini terdapat 14 asuransi yang melandasi konsepnya dalam bentuk syariah. (*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009