Serang (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), di perairan Selat Sunda, saat ini mencapai 189 kali dan menimbulkan tiga kali getaran, empat bunyi dentuman hingga dirasakan ke daratan pesisir Pantai Banten.

"Selain letusan juga terjadi kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 64, tremor 385, dan embusan 96 kali," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Anton Prambudi, Jumat.

Anton mengatakan, sampai saat ini Gunung Anak Krakatau belum bisa dilakukan pendakian karena masih dinyatakan siaga atau level III.

Bahkan, frekuensi kegempaan vulkanik, letusan dan tremor, embusan meningkat sehingga berbahaya jika mendekati kawasan gunung tersebut.

Oleh karena itu, pengunjung maupun nelayan tidak diperbolehkan untuk mendekati gunung merapi karena khawatir terkena lava pijar berupa batu dan kerikil yang suhunya mencapai 1.000 derajat Celcius.

"Saya kira jika mengenai anggota tubuh kemungkinan bisa menimbulkan kematian," katanya

Pengunjung dan nelayan hanya direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Migitasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, hanya dua kilometer dari titik letusan gunung itu.

Meskipun terjadi letusan Gunung Anak Krakatau, namun warga pesisir pantai Banten merasa tenang karena tidak menimbulkan letusan dahsyat disertai gelombang tsunami.

Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau tahun ini tidak seperti Tahun 1883 yang menewaskan 36.000 warga pesisir Banten dan Lampung.

Aktivitas kegempaan dan letusan Anak Krakatau hingga saat ini masih dikategorikan normal dan tidak membahayakan masyarakat pesisir Banten.

Sementara itu, Eli (35) seorang petugas Puskesmas Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, saat dihubungi, mengemukakan, pihaknya sudah lama mendengar kembali aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau hingga beredar isu gelombang tsunami serta letusan dahsyat.

Namun, ia tidak terpengaruh adanya isyu itu karena sejak kecil dirinya biasa-biasa saja.

Apalagi, saat cuaca bagus warga banyak melihat kepulan asap yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau.

"Selama ini kami merasa tenang dan tidak terpengaruh adanya isyu itu dari jarak tempuh 42 kilometer dari pantai Carita," ujar Eli.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009