Brussels (ANTARA) - Uni Eropa mendesak Amerika Serikat untuk melonggarkan sanksi terhadap Iran dan menyetujui bantuan ekonomi untuk membantu menangani pandemi virus corona, tetapi seruannya ditolak, kata diplomat utama Uni Eropa, Rabu (22/4).
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Amerika Serikat menghalangi Dana Moneter Internasional (IMF) membantu Iran, negara Timur Tengah yang paling terkena dampak oleh virus corona, menambahkan bahwa ia menyesalkan sikap Washington itu.
"Pertama, kami mendukung pelonggaran sanksi dan kedua, permintaan Iran kepada Dana Moneter Internasional untuk bantuan keuangan," kata Borrell dalam konferensi pers virtual.
"Saya menyesalkan sikap Amerika, pada tahap ini, yang menentang Dana Moneter Internasional untuk mengambil keputusan ini. Dari sudut pandang kemanusiaan, permintaan ini seharusnya diterima," katanya.
Baca juga: IMF: ekonomi Iran akan menderita sampai sanksi dicabut
Washington mengatakan tidak menghentikan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran meskipun ada virus corona. Amerika Serikat terus menggunakan sanksi untuk mencoba membatasi program rudal balistik Teheran dan pengaruh negara itu di seluruh Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump memberlakukan kembali sanksi terhadap ekspor minyak Teheran pada 2018 setelah menarik AS dari perjanjian nuklir Iran 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia. Uni Eropa membantu menegosiasikan perjanjian.
Teheran mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
Reuters melaporkan pada 15 April bahwa Amerika Serikat menentang suntikan likuiditas besar-besaran IMF melalui penerbitan Hak Penarikan Khusus baru, mirip dengan bank sentral yang menghasilkan uang baru, yang akan menguntungkan Iran dan negara-negara lain.
Baca juga: Perangi corona, Rwanda dapat pinjaman Rp1,8 triliun dari IMF
Program tersebut dapat menyediakan ratusan miliar dolar cadangan devisa untuk semua 189 negara anggota IMF, menurut sumber yang mengetahui pertimbangan lembaga internasional pemberi pinjaman itu. Departemen Keuangan AS menolak memberikan komentar untuk laporan Reuters 15 April.
Iran memiliki hampir 86.000 kasus COVID 19 yang dikonfirmasi, yaitu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, dan lebih dari 5.000 kematian, menurut penghitungan Reuters.
Uni Eropa, yang telah memberikan beberapa bantuan kemanusiaan ke Iran meskipun ada sanksi AS, mengatakan pada 23 Maret bahwa mereka mendukung permintaan Iran untuk mendapatkan bantuan IMF.
Sumber : Reuters
Baca juga: Sebagian kegiatan ekonomi di Iran dimulai lagi 11 April
Baca juga: Iran peringatkan virus corona gelombang kedua
Dubes Iran paparkan langkah setelah wamenkesnya terjangkit Covid-19
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020