Washington (ANTARA News/AFP) - Pulau surga Bermuda, sekarang menampung empat orang Uighur China yang baru dibebaskan dari penjara Teluk Guantanamo, adalah tujuan wisata pantai terkenal bagi ribuan wisatawan setiap tahun dan pusat keuangan internasional.
Kepulauan dari sekitar 138 pulau, milik Inggris sejak 1611, memiliki sekitar 70.000 penduduk. Penguasanya adalah ratu Inggris dan mata uangnya, dolar Bermuda, memuat gambar Ratu Elizabeth II.
Bermuda ditemukan pada 1503 oleh navigator Spanyol Juan de Bermudez. Namanya lalu diabadikan untuk rentetan pulau-pulau kecil itu.
Pulau itu terletak sekitar 1.000 Km dari lepas pantai Amerika Serikat. Kota Hamilton adalah ibukotanya.
Menurut Bermuda World Fact Book, penduduknya 55 persen berkulit hitam, 34 persen putih dan enam persen multiras, dengan sisa penduduknya digolongkan sebagai ras lain atau tak ditentukan.
Keuangan adalah sumber penghasilan penting Bermuda. Kepulauan, yang kira-kira 53 Km ukurannya itu, memuat ratusan bisnis asing, kebanyakan Amerika. Ketertarikan bisnis internasionalnya telah membantu membuat Bermuda menjadi salah satu negara yang makmur di dunia.
Menurut statistik pemerintah, penghasilan kotor nasionalnya pada 2007 sebesar 5,85 miliar dolar -- lebih dari 90.000 dolar per kapita.
Industri kedua kepulauan itu adalah pariwisata, berkat pantai putih, iklim subtropis dan perairan biru-hijaunya.
Bermuda memberikan namanya pada celana pendek setinggi lutut yang disukai oleh wisatawan di sekeliling dunia.
Pulau itu juga merupakan salah satu sudut terkenal dari Segi Tiga Bermuda, permukaan lautan legendaris yang juga dilukiskan dengan Florida ke barat dan Puerto Rico ke selatan, tempat sejumlah kapal dan pesawat dikatakan hilang dalam beberapa tahun ini.
Pemerintah AS memutuskan empat tahun lalu bahwa ke-17 tahanan Muslim Uighur China di Guantaamo tidak terlibat dalam ekstrimisme, dan mengatakan bahwa mereka melakukan perjalanan ke Afghanistan tidak untuk merencanakan terorisme terhadap AS, tapi karena mereka melarikan diri dari penyiksaan oleh China.
Orang-orang itu -- Huzaifa Parhat, Abdul Semet, Abdul Nasser dan Jalal Jalaladiny -- ditangkap dalam "perang terhadap teror" AS dan ditahan di Guantaamo selama tujuh tahun.
Meskipun mereka telah dibebaskan dari tuduhan memiliki hubungan dengan teror, para anggota parlemen di Washington merintangi masuknya mereka ke AS, bersikeras mereka masih menimbulkan risiko keamanan.
Sementara orang-orang Uighur itu tidak diperbolehkan masuk ke AS, mereka tidak diragukan akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang Amerika, karena warga AS merupakan sekitar 80 persen dari setengah juta pengunjung luar negeri ke Bermuda setiap tahun.
Pada awalnya jumlah mereka 22 orang. Lima orang telah lebih dulu dibebaskan dan dikirim ke Albania. Sisanya menurut laporan akan diterima di Palau. Pemindahan orang-orang Uighur itu merupakan bagian dari rencana pemerintah AS untuk menutup penjara di pangkalan angkatan laut AS di Teluk Guantanamo, Kuba, itu dalam setahun seperti yang telah diumumkan oleh Presiden Barack Obama.
AS dilaporkan berjanji utuk membayar 85.000 dolar bagi penerimaan masing-masing tawanan Palau.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009