Jakarta, (ANTARA News) - Dirjen Hubungan Asia Pasific dan Afrika Departemen Luar Negeri, Hamzah Thayeb meminta agar dunia pendidikan mewaspadai adanya intelijen pendidikan dari beberapa negara penyandang dana beasiswa bagi warga Indonesia yang belajar di luar negeri.
Hal itu menanggapi adanya pernyataan salah seorang peserta `de-briefing` di kantor Deplu Jakara, Jumat, yang mengatakan banyak mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari luar negeri harus membuat tesis yang isinya tentang berbagai hal menyangkut Indonesia.
"Saya dengar banyak mahasiswa di luar negeri yang diwajibkan oleh kampusnya membuat tesis tentang Indonesia, ini kan bisa menjadi intelejen terdidik bagi negara penyandang dana," kata satu peserta.
Pernyataan itu dibenarkan oleh Hamzah yang mengatakan, dari beberapa kali pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Australia yang dia lakukan, sering disampaikan bahwa mereka diwajibkan membuat tesis tentang Indonesia.
Bila para mahasiswa yang pendidikannya dibiayai negara bersangkutan membuat tesis tentang negara tempat dia belajar akan ditolak, sehingga hal tersebut bisa menghambat studynya.
"Kondisi ini memang sulit, tapi harus difikirkan juga tentang masa depan Indonesia ke depan," kata dia.
Menurut dia, bila seluruh informasi tentang Indonesia telah didapat oleh luar negeri, dikhawatirkan akan mempengaruhi perkembangan Indonesia ke depan. "Luar negeri memang sudah sangat canggih dalam menggali informasi, ini yang seharusnya kita tiru," kata dia.
Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 17 ribu mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia dan seribu diantaranya merupakan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari negeri Kanguru tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009