Semarang (ANTARA News) - Tingginya minat konsumen terhadap laptop yang hadir dengan berbagai ukuran dan harga yang kompetitif mulai menggeser permintaan terhadap produk personal computer (PC) atau komputer meja.
"Masing-masing komputer memang memiliki keunggulan dan kelebihannya masing-masing. Tetapi, jika perbandingannya pada kemampuan perangkat dalam bekerja, maka personal komputer (pc) masih tetap unggul," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Dewan Pengurus Daerah Jateng Kadar Pono, di Semarang, Jumat.
Hanya saja, kata dia, seiring dengan turunnya harga laptop per unitnya hingga mencapai level harga Rp3 jutaan, mendorong masyarakat mulai mengalihkan pembeliannya ke laptop dibandingkan dengan pc.
"Kemampuannya memang tidak sebaik pc, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memiliki aktivitas di luar rumah dengan harga terjangkau," ujarnya.
Pergeseran tersebut juga dibuktikan dengan jumlah pesanan dari konsumen yang menginginkan pc rakitan, setiap tahun mulai mengalami penurunan. "Sebelumnya, saya bisa menerima pesanan untuk merakit pc hingga lima unit per hari, kini turun menjadi satu unit komputer per minggunya," ujarnya.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh pemilik toko AG Komputer di Jalan Bedagan, Semarang, Hartono Gunawan mengatakan, pembelian perangkat komputer untuk jenis pc memang menurun drastis dibanding sebelumnya. "Saat ini, sebagian besar masyarakat lebih berminat membeli laptop dengan spesikifasi yang diminati dibandingkan dengan komputer pc," ujarnya.
Saat ini, kata Hartono, peminat komputer pc didominasi pembeli dari perusahaan atau masyarakat yang memiliki usaha yang memang membutuhkan komputer pc untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih berat dan sulit dilakukan apabila menggunakan laptop.
Ia memprediksi, peminat laptop akan semakin meningkat seiring perkembangan pada teknologi laptop yang semakin maju dan murah harganya. "Jika sebelumnya masyarakat harus mengeluarkan dana hingga belasan juta, kini cukup dengan uang Rp3 jutaan bisa mendapatkan laptop," ujarnya.
Bahkan, kata dia, adanya penguatan kurs pertukaran rupiah terhadap dolar AS berdampak pada penurunan harga jual laptop hingga 20 persen.
"Kondisi seperti ini tentu akan dijadikan momentum masyarakat untuk membeli perangkat komputer yang mobile ini, " ujarnya.
Ia mengatakan, laptop yang diminati masyarakat lebih didominasi jenis notebook yang memiliki ukuran lebih besar, sedangkan netbook dengan ukuran lebih kecil belum banyak peminat.
"Mungkin belum menjadi trend. Tetapi, apabila aktivitas masyarakat memang menuntut membutuhkan laptop dengan ukuran lebih kecil, seperti netbook, tentu akan banyak peminat pula yang akan tertarik membelinya," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Semarang, sebagian besar stand penjualan komputer lebih banyak menyediakan laptop dibandingkan dengan komputer meja atau pc.
Bahkan, sejak beberapa tahun terakhir, hampir sebagian besar stand penjual komputer hanya menampilkan laptop di setiap etalasenya. Sedangkan, komputer meja hanya dijelaskan melalui brosur, karena memang membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan dengan memajang sebuah laptop.
Pameran komputer yang digelar di Kota Semarang juga mulai didominasi pameran untuk produk laptop dibandingkan dengan pameran sebelumnya lebih didominasi komputer meja karena harga laptop saat itu tergolong mahal.
Taqim (27), salah seorang pengunjung Super Bazaar Computer (SBC) di Java Mall Semarang, mengaku, tertarik untuk membeli laptop, karena aktivitasnya memang membutuhkan perangkat elektronik yang mudah dibawa ke sejumlah tempat.
Namun, dia mengaku, membeli laptop hanya untuk mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan, sedangkan pekerjaan yang lebih berat seperti desain grafis memang membutuhkan pc.
"Laptop hanya perangkat kedua setelah pc untuk mempermudah aktivitas kerja saya di luar rumah," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009