Jakarta (ANTARA News) - Susunan direksi PT Indosat yang saat ini didominasi orang asing hanya bersifat sementara, sehingga kemungkinan masih akan dirombak.

"Pihak Qatar Telecom --sebagai pemegang saham mayoritas-- menginginkan seluruh direksi Indosat nantinya akan diisi orang Indonesia," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Jakarta, Kamis malam.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Indosat, Kamis (11/6) siang memutuskan mengangkat Harry Sasongko Sasongko Tirtotjondro sebagai direktur utama menggantikan posisi Johnny Swandi Sjam.

Selain Harry Sasongko, susunan direksi lainnya yaitu Peter Kuncewicz, Steve Hobbs, Fadzri Sentosa, Kaizad Bomi Heerjee.

Perampingan jumlah direksi Indosat yang tadinya sembilan orang menjadi hanya enam, sebelumnya sudah banyak diduga sebagian kalangan.

Sedangkan pemerintah Indonesia hanya mendapat jatah menempatkan satu direksi yaitu Fadzri Sentosa dan dua komisaris yaitu Jarman dan Rionald Silaban.

Padahal pada beberapa periode sebelumnya pemerintah selaku pemegang saham dwiwarna selalu mendapat hak menempatkan wakilnya pasa posisi Dirut.

Menurut Sofyan, saat ini di Indosat merupakan masa transisi, meskipun didominasi wakil Qatar.

"Direksinya (perombakan)mungkin dalam RUPS yang akan datang, mudah-mudahan akan dapat seluruhnya dari Indonesia," kata Sofyan.

Intinya ujarnya, bahwa dalam mendapatkan direksi yang berasal dari Indonesia haruslah orang-orang yang lebih profesional.

"Kalau bisa mendapatkan direksi yang lebih professional dari orang Indonesia, mereka akan lebih menerima," kata Sofyan.

Akan tetapi diutarakannya, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang berlaku saat ini, bahwa pemerintah hanya berhak menetapkan satu direksi dan satu komisaris.

"Jadi, tidak harus pada posisi dirut," katanya.

Terkait Johnny Swandi Sjam yang efektif mengakhiri tugas pada Agustus 2009, Sofyan menjelaskan masih memikirkan untuk menempatkannya di BUMN.

"Beliau itu kan pegawai Indosat, jadi mungkin sudah ada karier sendiri. Akan tetapi akan kita lihat kalau mau ikut ke BUMN lain, nanti kita ikutkan dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test)," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009