TEHERAN (ANTARA News/AFP) - Masa kampanye pemilihan presiden Iran yang berlangsung panas berakhir setelah tiga pekan pawai terbuka, serangkaian debat di televisi dan saling fitnah di antara empat calon presiden.
Pemungutan suara pada Jumat menunjukkan pertarungan ketat antara pejabat bertahan Mahmoud Ahmadinejad yang bergaris keras dan penantangnya yang moderat Mir Hossein Mousavi, yang berusaha kembali ke gelanggang setelah dua dekade di kancah perpolitikan.
Dua calon lainnya adalah tokoh pembaharu dan mantan Ketua Parlemen Mehdi Karroubi dan mantan Kepala Korps Garda Revolusi, Mohsen Rezai.
Pemungutan suara yang dibuka Jumat pukul 8.00 waktu setempat dan mungkin berlangsung hingga tengah malam bergantung pada hasilnya, kata sejumlah pejabat.
Warga Iran turun ke jalan-jalan raya dan berkelompok-kelompok hingga fajar sejak kampanye pemilihan presiden mulai berlangsung 22 Mei untuk mendukung calon mereka, terutama Mousavi dan Ahmadinejad.
Kampanye pemilihan tahun ini ditandai dengan saling serang di antara para calon dan tuduhan-tuduhan berbohong dan korupsi di acara-acara televisi.
Para pengamat menilai hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya di republik Islam itu. "Satu hal tampak jelas. Iran takkan pernah mengadakan debat di televisi yang melibatkan para calon presiden di masa mendatang. Mereka tak menanganinya dengan dewasa," ujar seorang diplomat asing yang berkedudukan di Teheran.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009