Banjarmasin  (ANTARA News) - Prediksi atau tekad memangkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (SBY-Beodiono) dalam satu putaran pada pemilihan prisiden/wakil presiden mendatang, bukan basa-basi dan hal mustahil.

Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Tim Kampanye Daerah (Kamda) Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk pemenangan pasangan calon presiden/wakil presiden (capres/cawapres) SBY-Boediono tersebut, Rahmat Nopliardy, SH, di Banjarmasin, Kamis.

"Saya kira, kalau kami menargetkan SBY-Boediono itu menang dalam satu putaran, bukan sebuah khayalan, tapi berdasarkan perhitungan yang seksama dan matang," tandas Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Kalsel tersebut.

Ketua Fraksi PAN DPRD Kalsel tersebut mencoba mengemukakan hitung-hitungan untuk memenangkan SBY-Boediono dalam satu putaran pada Pemilihan Umum (Pemilu) Pilpres/Pilwapres, Juli 2009 atau yang tinggal kurang dari satu bulan lagi itu.

"Kan dalam Pemilu legislatif April lalu, Partai Demokrat boleh dikatakan pemenang. Jadi kalau ditambah kekuatan partai pendukung capres/cawapres SBY-Boediono sebanyak 24 partai politik (parpol), maka jumlahnya menjadi lebih besar dan bisa mencapai 51 persen atau lebih lagi dalam perolehan suara pada Pilpres/Pilwapres nanti," tuturnya.

Begitu pula hasil survai selama ini, pasangan SBY-Boediono masih menduduki tertata dari dua pasangan capres/cawapres lain, lanjutnya dengan semangat menjawab ANTARA Banjarmasin.

Alasan lain dari pemilih tradisional yaitu rakyat perdesaan, mereka tak basa-basi, tapi ingin melihat kenyataan yang dihadapi saat ini agar bisa meningkat. Untuk peningkatan tersebut mereka beranggapan kepemimpinan nasional harus tetap berlanjut.

"Oleh karena itu, kami optimistis Pilpres/Pilwapres kali ini akan hanya satu putaran, keluar sebagai pemenangan capres/cawapres SBY-Boediono," demikian Rahmat.

Sementara sejumlah pengamat politik dan kalangan akademisi di Kalsel, memperkirakan, Pilpres/Pilwapres nanti sulit untuk bisa satu putaran.

"Pasalnya perhitungan kekuatan dari tiga pasangan capres/cawapres tersebut seimbang, sehingga pada putara pertama Pilpres/Pilwapres nanti bagi yang keluar sebagai pemenang, kemenangannya cukup tipis," ujar Mohammad Effendy, SH, MH dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin.

Menurut dia, hasil perolehan suara pada Pemilu legislatif tidak bisa dipegang sepenuhnya. Karena itu kurang tepat kalau mengasumsikan perolehan suara pada Pilpres/Pilwapres nanti sama dengan hasil Pemilu legislatif April lalu.

Sebagai contoh, banyak parpol pendukung capres/cawapres tertentu yang belakangan ini pecah, tidak sejalan dengan petinggi partainya, sehingga sulit diprediksi, lanjut mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel tersebut.

Oleh sebab itu, Tim Sukses pasangan capres/cawapres Megawati Sukarnoputri dan Prabowo Subianto (Mega-Pro), SBY-Boediono serta HM. Jusuf Kalla dan H.Wiranto (JK-Wiranto) harus sama-sama kerja keras untuk meraih suara terbanyak, minimal pada Juli mendatang, demikian Moh. Effendy.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009