Atambua (ANTARA News) - Jenazah mantan Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) Timor Timur, Joao da Silva Tavares (77), Kamis, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Seroja Atambua di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Upacara pemakaman mantan Bupati Bobonaro, Timtim, semasa integrasi itu dipimpin oleh Komandan Kodim 1605/Belu, Letkol Inf J Hotman H yang dihadiri ribuan warga eks Timtim, termasuk para mantan anggota PPI yang menetap di wilayah Timor barat, NTT.
Tavares meninggal dunia pada 8 Juni lalu di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste, akibat terserang penyakit stroke.
Mantan Wakil Panglima PPI, Eurico Guterres juga hadir dalam upacara pemakaman tersebut.
"Ribuan warga eks-Timtim yang ada di Atambua dan beberapa tempat lainnya di Timor barat, ikut mengantar jenazah almarhum Tavares ke liang lahat di TMP Seroja Atambua dalam linangan air mata," kata Hukman Reny, salah seorang warga eks Timtim.
Salah seorang putra almarhum, Joze Antonio Morito Tavares, yang kini menjabat sebagai Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jenewa, juga mengantar kepergian ayahnya ke liang lahat.
Hukman Reny yang juga juru bicara Eurico Guterres, mengatakan, semua warga eks-Timtim di Indonesia telah kehilangan seorang tokoh pejuang integrasi yang kharismatik itu.
"Lebih dari 5.000 warga eks-Timtim yang hadir dalam upacara pemakaman. Kami telah kehilangan seorang pejuang yang kharismatik," ujar Hukman.
"Sekitar 300 kendaraan roda empat dan ribuan sepeda motor berarak dari rumah amlarhum di Tenukiik menuju TMP Seroja untuk mengikuti upacara pemakaman Tavares," katanya.
Hukman mengatakan, meskipun menyandang nama besar sebagai mantan Panglima PPI Timtim, Tavares tetap hidup bersahaja seperti rakyat kebanyakan.
"Almarhum tidak memilih hidup di kota sejak mengungsi ke Timor barat pascajajak pendapat 1999 di Timtim, tetapi memilih menetap bersama ribuan warga eks-Timtim lainnya di pinggiran Kota Atambua sampai akhir hayatnya," kata Hukman.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009