Bupati Batang Wihaji di Batang, Rabu, mengatakan bahwa puluhan pemudik asal Papua yang bekerja di sektor pariwisata itu sampai di Batang, pada Rabu pagi ini langsung dibawa ke ruang vila mandiri untuk menjalani karantina selama 14 hari.
"Saya sempat tanya pada mereka, mau tidak dikarantina selama 14 hari, dan dijawab mau. Selanjutnya saya tanya lagi betah tidak, lalu dijawab betah, tetapi mereka minta ada fasilitas jaringan wifi di vila mandiri," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang lakukan antisipasi kedatangan 9 ribu pemudik
Bupati Wihaji yang mendapat permintaan para pemudik pun menyanggupi memberikan fasilitas jaringan internet wifi, bahkan ditambah perangkat olahraga seperti papan catur, bola, dan raket.
"Nanti, kita pasang jaringan internet wifi. Yang penting, mereka sadar ikut mengantisipasi penyebaran virus corona," katanya di hadapan para penghuni vila mandiri.
Baca juga: DPRD Batang rekomendasikan aktivitas proyek PLTU dihentikan sementara
Ia menyampaikan apresiasinya pada para pemudik yang mau dikarantina selama 14 hari meski mereka sudah merindukan dapat bertemu dengan keluarganya.
"Saya salut (pemudik) mau diisolasi karena mereka sayang keluarga dan masyarakat sebagai upaya memutus mata rantai virus corona," katanya.
Ia mengatakan vila mandiri tersebut mampu menampung sekitar 50 orang sehingga pemudik yang saat ini menjalani karantina di tempat itu masih leluasa untuk kegiatan lainnya seperti tempat olahraga.
Baca juga: Bupati Batang larang warga tolak pemakaman jenazah COVID-19
"Saya memahami para pemudik ini bukan dipenjara tetapi di ruang vila mandiri. Oleh karena itu, kami siap memfasilitasi permintaan mereka untuk dipasang jaringan wifi, selain kita mencukupi kebutuhan untuk makan tiga kali sehari," katanya.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020