Nasiriyah, Irak (ANTARA News/AFP) - Sebuah bom mobil meledak di sebuah pasar di kota Irak selatan, Rabu, menewaskan 19 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dalam serangan paling mematikan yang melanda negara itu dalam beberapa pekan ini.
Lima-puluh enam orang juga cedera dalam pemboman di kota Batha itu, yang terletak di provinsi Dhiqar yang berpenduduk mayoritas Syiah, menurut rumah sakit utama di ibukota provinsi itu, Nasiriyah.
"Jumlah korban terakhir adalah 19 tewas dan 56 cedera," kata Mohaned Abdul Redha, kepala pelayanan darurat rumah sakit itu.
Meski pemboman masih terjadi di ibukota Irak, Baghdad, dan kota bergolak Mosul, Irak utara, serangan-serangan di Dhiqar dan ibukotanya, Nasiriyah, hampir tidak pernah dilakukan.
Ledakan di Batha yang terletak 40 kilometer sebelah barat Nasiriyah itu terjadi tiga pekan menjelang rencana penarikan pasukan AS dari kota-kota dan daerah besar Irak pada 30 Juni.
"Puluhan teman saya tewas atau terluka, ada asap di mana-mana," kata Hassan Ali, pedagang sayuran berusia 44 tahun yang mengalami luka-luka di leher dan punggung.
"Ada ledakan besar -- itu insiden yang menakutkan," tambah Farhan Fadel (31), yang kakinya patah dan perutnya terluka.
Seperti yang biasa terjadi di Irak, jumlah korban direvisi menjadi lebih rendah dari angka-angka sebelumnya yang mencapai 30 tewas dan 70 cedera, karena kekacauan setelah serangan tersebut.
Kepala kepolisian Batha dipecat setelah serangan itu, dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah polisi seharusnya bisa mencegah pemboman tersebut.
Jumlah kematian itu merupakan yang tertinggi sejak 20 Mei, ketika sebuah bom mobil kuat mengguncang sebuah jalan di Baghdad yang dipadati orang yang sedang makan, menewaskan 40 orang dan mencederai 83 lain.
Walikota Batha Ali Fahad mengatakan, "anak-anak dan wanita" termasuk diantara korban-korban yang tewas dalams serangan bom Rabu.
Seorang pejabat di Rumah Sakit Umum Nasiriyah mengatakan, sedikitnya dua wanita dan seorang anak berusia sembilan tahun termasuk diantara mereka yang tewas dalam pemboman itu.
Pemboman itu terjadi setelah serangan Selasa yang menewaskan dua orang milisi penentang Al-Qaeda dan mencederai komandan mereka di kota Tarmiyah, sebelah utara Baghdad.
Dalam serangan lain di pusat kota Fallujah bekas benteng pemberontak, lima warga sipil cedera ketika sebuah bom yang dipasang di sepeda-motor yang diparkir meledak.
Tujuh orang juga tgewas dan puluhan lain cedera ketika di Baghdad pada Senin ketika sebuah bom yang dipasang di minibus meledak, kata beberapa pejabat keamanan.
Jumlah korban pada Mei merupakan yang terendah sejak invasi pimpinan AS pada 2003, dimana 124 warga sipi, enam prajurit dan 25 polisi tewas dalam serangan-serangan.
Meski terjadi peningkatan kekerasan pada April, Irak menekankan bahwa jadwal penarikan pasukan AS sesuai dengan perjanjian keamanan yang dicapai di Washington pada November tahun lalu tidak akan terganggu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009