"Saat ini, sebagian besar negara di dunia, selain mengalami krisis keuangan, juga krisis pangan, krisis energi dan tantangan dari perubahan iklim," katanya.
Marty mengatakan bahwa krisis tersebut terjadi di hampir seluruh dunia, sehingga Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut bisa memiliki posisi terdepan dalam menjembatani perbedaan pandangan dalam sidang Majelis Umum itu.
"Di satu pihak, Indonesia anggota kelompok G-20, tapi juga anggota dari kelompok negara G-77," katanya.
G-77 adalah kelompok negara berkembang dan G-20 adalah kelompok negara maju dan berkembang.
"Indonesia berkepentingan dan memiliki tanggungjawab khusus dalam menjembatani kedua kelompok tersebut, karena kita bergerak di dua kelompok tersebut," kata Marty.
Krisis keuangan global itu, kata Marty bersumber di negara maju, tapi yang paling merasakan dampaknya adalah negara berkembang.
Ia mengharapkan, dalam sidang Majelis Umum PBB mendatang perlu reformasi dalam kebijakan keuangan dunia, yang mencerminkan keadaan dunia saat ini.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009