semua warga itu menjalani rapid test barulah kembali ke NTT

Kupang (ANTARA) - Puluhan warga Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tertahan di Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 17 April 2020 siap dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB maupun Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dan Manggarai Barat. Mereka semua akan dipulangkan," kata Koordinator Bidang Area dan Transportasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi NTT, Isyak Nuka kepada ANTARA di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan nasib puluhan warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tertahan di Sape karena tidak ada kapal menuju NTT.

"Dari Flores sudah diberangkatkan menuju Labuan Bajo, Manggarai Barat, sedangkan mereka yang berasal dari Pulau Sumba akan diangkut dengan KM. Egon," katanya.

Menurut dia, sebanyak 74 warga Sumba Barat Daya dan Sumba Barat serta Sumba Tengah akan diturunkan di Pelabuhan Waikelo, Sumba Barat," katanya.

Sisanya merupakan warga Sumba Timur sehingga akan diturunkan di Pelabuhan Waingapu, kata Isyak Nuka yang juga Kepala Dinas Perhubungan NTT itu.

Baca juga: NTT masih mencari travel pengangkut warga Timor Leste positif COVID-19

Hanya saja, sebelum diberangkatkan, semua warga yang memiliki gejala klinis seperti batuk, pilek dan deman harus menjalani rapid test.

Menurut dia, rapid test hanya dilakukan bagi mereka yang sedang mengalami gejala klinis, karena keterbatasan peralatan rapid test.

Begitupun setelah tiba di pelabuhan tujuan, mereka semua juga akan diperiksa sesuai SOP dan juga protokol dari Kemenkes RI.

"Jadi kesepakatan kita dengan Pemerintah Bima agar semua warga itu menjalani rapid test barulah kembali ke NTT. Namun, adanya keterbatasan alat rapid test, maka rapid test hanya dilakukan bagi mereka yang ada gejalan klinis," katanya.

Untuk diketahui puluhan warga NTT yang tertahan di Sape, NTB karena saat tiba di Sape, tidak ada kapal ferry yang mengangkut penumpang ke Labuan Bajo, Manggarai Barat dan Pulau Sumba.

Puluhan warga NTT ini umumnya adalah karyawan swasta dan mahasiswa yang berniat pulang ke kampung halamannya.

Mereka berangkat dari sebagian kota di Pulau Jawa, lantaran semua aktivitas kerja dan pendidikan mereka terhenti akibat COVID-19.

Baca juga: NTT siapkan dana desa Rp957 miliar bantu warga terdampak COVID-19

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020