Wartawan ANTARA dari kawasan Tambak Wedi yang merupakan kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya, melaporkan, antusiasme warga itu terlihat dari kedatangan mereka ke lokasi sejak sekitar pukul 06.00 WIB.
Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Surabaya, tapi juga datang dari sejumlah daerah sekitar, seperti Sidoarjo, Mojokerto dan Gresik. Sebagian warga bahkan datang dengan rombongan keluarga.
Kendati tidak bisa melihat secara langsung prosesi peresmian jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura sepanjang 5.438 meter yang dipusatkan di sisi Bangkalan, Madura itu, sebagian warga mengaku tidak terlalu kecewa.
"Tidak bisa mendekat juga tidak apa-apa, karena menyaksikan Jembatan Suramadu dari sini sudah cukup," kata Lukman, warga Driyorejo yang datang ke Tambak Wedi bersama istri dan anaknya.
Ia mengaku sudah sejak beberapa hari lalu berencana datang ke Suramadu, meskipun sebelumnya sudah pernah dilakukan. "Dulu waktu ke sini jembatannya belum nyambung dan rampung," katanyam menambahkan.
Hingga saat ini, warga yang ingin menyaksikan peresmian Jembatan Nasional yang menelan dana Rp4,5 triliun dan terpanjang di Asia Tenggara (hingga kini), masih terus berdatangan ke Tambak Wedi.
"Saya pikir acara peresmiannya bisa dilihat dari sini (Tambak Wedi), ternyata tidak bisa. Ya sudah, sekalian rekreasi sama teman-teman," kata Vita, pelajar kelas II salah satu SMU di Surabaya.
Sementara itu, puluhan pedagang kaki lima penjual makanan dan minuman, turut meramaikan lokasi sekitar Jembatan Suramadu di kawasan Tambak Wedi.
Puluhan aparat kepolisian terlihat melakukan penjagaan di sepanjang jalan menuju jembatan, sejak dari arah perempatan Jalan Kenjeran hingga menuju gerbang Pintu Tol Jembatan yang melintasi Selat Madura tersebut.
Ratusan mobil dan bus yang membawa rombongan pejabat dan tamu undangan, juga masih terus berdatangan ke lokasi acara peresmian.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Jepang negara dengan intensitas gempa lebih banyak, tapi mereka bisa mengcounter itu semua dengan teknologi-teknologinya.
Ada kemauan pasti sesuatu itu bisa diwujudkan.
Yang penting penyakit korupsi bisa diberantas, insya Allah negara Indonesia akan makmur.