Jenewa (ANTARA News/AFP) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa, menilai bahwa dunia "amat, sangat dekat" dengan wabah flu babi, dan menyatakan badan dunia tersebut berlomba mempersiapkan semua negara guna menghadapi situasi semacam itu.
"Kita kian bertambah amat, sangat dekat," kata Asisten Direktur Jenderal WHO, Keiji Fukuda di Jenewa . Ia menyatakan bahwa di Victoria, Australia kini terdapat "sangat banyak kegiatan di tingkat masyarakat".
Berdasarkan panduan WHO, salah satu kriteria utama guna menghapuskan wabah ialah menguatkan masyarakat yang tersebar di wilayah di luar wilayah pertama tempat penyakit tersebut mulanya dilaporkan, dalam kasus itu, di luar wilayah Amerika.
Sejauh ini WHO belum mengubah tingkat siaga lima pada skala siaga enam tingkat, tindakan yang menunjukkan bahwa wabah "sudah dekat".
Panduan lembaga kesehatan PBB tersebut mulanya telah dipusatkan pada kriteria geografis guna membenarkan perubahan tingkat siaga.
Namun, negara anggota telah menyeru lembaga itu agar memperhitungkan anasir lain, seperti parahnya penyakit.
Pada Selasa, Fukuda meremehkan peran parahnya penyakit, dan mengatakan "dengan memasuki tahap enam, apa yang dimaksud ialah penyebaran virus itu berlanjut dan kegiatan telah menjadi mapan setidaknya di dua wilayah di dunia.
Akan tetapi ketika ditanya apakah situasi di Australia, tempat 1.211 kasus penularan telah dicatat, mengharuskan perubahan tahap, Fukuda hanya mengatakan bahwa dunia "amat, sangat dekat" dengan wabah.
"Pengumuman perubahan tahap ... bukan semat-mata dilakukan di hadapan kamera pers atau sekedar membuat pengumuman. Itu benar-benar merupakan cara mempersiapkan dunia guna menghadapi keadaan," kata Fukuda. Ia menambahkan, "Sangat banyak pekerjaan harus dilakukan".
Semua itu meliputi jaminan bahwa semua negara menerima informasi dan alat guna menangani peningkatan jumlah pasien serta menghadapi pertanyaan dari masyarakat.
"Saat ini kamit merasa bahwa langkah dasar yang mesti dilakukan tersedia," katanya.
Fukuda, yang menjelaskan perubahan situasi flu babi di seluruh dunia, mengatakan 26.563 penularan termasuk 140 kematian telah dilaporkan ke lembaga kesehatan tersebut dari 73 negara.
Fukuda secara khusus menunjuk kepada situasi di masyarakat Inuit di Kanada, tempat "terjadinya banyak kasus serius".
"Saat ini, kami tahu lebih banyak, daripada dugaan, pemuda Inuit terserang penyakit serius dan harus dirawat di rumah sakit," katanya.
Fukuda mengatakan ia tak dapat menunjukkan alasan terjadinya kecenderungan itu.
"Kami tahu saat terjadi wabah pada masa lalu, masyarakat Inuit menghadapi pukulan yang sangat berat, itu sebabnya mengapa laporan ini membuat kami prihatin," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009