Akibatnya 325 keluarga yang terdiri sekitar 800 jiwa kini kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Camat Purwosari Winaryo, jebolnya bak penampungan air ukuran panjang delapan meter, lebar 11 meter dan tinggi tujuh meter itu, disebabkan tidak mampu menampung air yang volumenya meningkat drastis akibat hujan sepanjang hari, Senin hingga Selasa dini hari tanpa henti.
"Hujan sepanjang hari itu mengakibatkan Sungai Jambu meluap, dan luapan airnya menyebabkan bak penampungan air ini jebol," katanya.
Ia mengatakan bak penampungan air tersebut berada di aliran Sungai Jambu. Bak penampungan air ini dibangun pada 2008 melalui proyek Pemerintah Provinsi DIY.
Winaryo mengatakan air yang ditampung di bak itu selama ini dimanfaatkan 325 keluarga (800 jiwa) Dukuh Dringo, Desa Girijati.
"Mereka selama ini mengandalkan air dari bak penampungan itu untuk keperluan sehari-hari. Karena bak penampungan air ini jebol, kini warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih," katanya.
Camat Purwosari mengatakan untuk memperbaiki bak penampungan air yang jebol tersebut, perlu dana besar, dan pemerintah kecamatan tidak mungkin membiayainya. "Kami tak memiliki dana untuk memperbaiki bak yang jebol itu," katanya.
Menurut dia, pemerintah kecamatan hanya bisa melaporkan jebolnya bak tersebut kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunungkidul.
"Kami menunggu tindak lanjut dari Pemkab Gunungkidul. Jika ini tidak segera mendapat perhatian, warga akan selalu mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih," katanya.
Ia mengatakan warga siap melakukan swadaya untuk perbaikan bak penampungan air yang jebol itu, disamping dana dari bantuan pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009