Jakarta, 9/6 (ANTARA) - Flu babi (swine flu) sudah mulai memasuki fase enam, yakni fase pandemi, yang merupakan suatu fase tertinggi dalam kategori WHO ketika dinyatakan sudah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Sekarang sedang memasuki fase enam, tetapi belum diumumkan secara resmi oleh WHO karena dikhawatirkan terjadi kepanikan," kata dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran UI, dr Sita Andarini PhD SpP seusai Tanya-Jawab Flu Babi yang diselenggarakan Kyoai Lab di Jakarta, Selasa.

Data terakhir WHO 8 Juni 2009 tentang kasus flu babi di seluruh dunia telah mencapai sekitar 25 ribu dan 144 jiwa di antaranya meninggal dunia, padahal pada 2 Juni baru 117 jiwa.

Saat ini kasus flu babi di Jepang sudah 410 orang positif, di Singapura 15 kasus dan di Malaysia lima kasus.

"Angka penularan yang sangat cepat ini terkait dengan kecepatan transmisi flu babi dari manusia ke manusia. Ini berbeda dari flu burung yang hanya dinyatakan ada peluang penularan dari manusia ke manusia," katanya.

Fase sebelumnya, ujar Sita, yakni fase lima yang ditandai dengan penularan antar-manusia yang menyebar pada setidaknya dua negara dalam satu region WHO sedangkan fase empat ada penularan antarmanusia secara sporadik.

Gejala utama seseorang menderita flu babi adalah demam tinggi di atas 37,8 derajat Celcius, batuk, sesak nafas, nyeri otot, nyeri kepala, nyeri persendian, bahkan muntah dan diare.

"Gejalanya sama saja dengan terkena flu biasa dan flu burung, yang membedakan adalah riwayat kontak pasien dengan daerah endemis, misalnya baru dari Meksiko. Untuk mengetahuinya secara pasti dengan mengujinya di lab, apakah terkena H5N1 atau H1N1," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009