Di tengah pandemi COVID-19, operasional industri minyak sawit tetap berjalan normal

Jakarta (ANTARA) - Di tengah pandemi COVID-19, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan industri minyak kelapa sawit menyumbang devisa sebesar 3,5 miliar dolar AS sampai dengan Februari 2020.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menjelaskan dengan kontribusi devisa tersebut, neraca perdagangan Indonesia tahun 2020 surplus 1,9 miliar dolar AS. Ini dihasilkan dari pendapatan ekspor non migas sebesar 4 miliar dolar AS dan pengeluaran devisa untuk impor migas sebesar 2,1 miliar dolar AS.

"Di tengah pandemi COVID-19, operasional industri minyak sawit tetap berjalan normal sehingga industri minyak sawit dapat melakukan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Mukti di Jakarta, Selasa.

Mukti menjelaskan ekspor produk sawit pada Februari meningkat sebesar 6 persen menjadi 2,53 juta ton dari 2,39 juta ton pada Januari 2020. Sementara secara year on year (YOY), terjadi penurunan ekspor yang cukup signifikan untuk bulan Januari-Februari 2020 dibandingkan Januari-Februari 2019 yaitu sekitar 20 persen.

Pada periode Januari-Februari 2020, ekspor sawit ke sejumlah negara mengalami penurunan, yakni ke China turun lebih dari 500.000 ton; ke Afrika 250.000 ton; dan ke India 188.000 ton, jika dibandingkan dengan periode Januari-Februari 2019.

Menurut Mukti, penurunan ekspor ke China sangat disebabkan oleh outbreak COVID-19. Sementara penurunan di Afrika disebabkan oleh harga yang tinggi.

"Sedangkan penurunan di India diperkirakan karena adanya keraguan importir untuk membuat kontrak pembelian untuk pengiriman Februari karena adanya rencana penetapan kuota impor minyak olahan kelapa sawit oleh pemerintah India," kata dia.

Harga CPO KPB FOB Februari 2020 pada level USD 600 turun dari harga bulan Januari yang berada pada level USD 700 dengan stok akhir Februari 4000 ribu ton; turun sekitar 500 ribu ton dari stok akhir Januari.

Ada pun kenaikan ekspor pada Februari 2020, hanya terjadi pada produk olahan CPO sebesar 32,8 persen menjadi 1,66 juta ton dari 1,2 juta ton pada Januari 2020.

Sementara itu, ekspor lainnya seperti CPO mengalami penurunan volume 175.000 ton; laurik (PKO dan olahan PKO) turun 11.000 ton; dan oleokimia turun 84.000 ton.

Namun demikian, produksi sawit (CPO dan PKO) bulan Februari turun 5,4 persen menjadi 3,6 juta ton dari bulan sebelumnya sebanyak 3,8 juta ton.

Baca juga: Gapki: Industri sawit khawatir COVID-19 terus tekan harga CPO
Baca juga: Gapki berharap Omnibus Law mampu sederhanakan regulasi di daerah

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020