"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020 dan disampaikan langsung ke Presiden pada 17 April 2020," kata Belva melalui akun instagram miliknya pada Selasa.
Baca juga: Presiden Jokowi pahami alasan Belva mundur
Belva mengakui pengunduran dirinya dipicu dengan keikutsertaan perusahaan miliknya Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja yang mendapat banyak kritik dari masyarakat.
Alumnus dari 3 universitas Amerika Serikat yaitu Massachusetts Institute of Technology, Stanford University dan Harvard University itu menjelaskan bahwa proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19," tambah Belva.
Belva yang diumumkan sebagai stafsus pada 21 November 2019 itu pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo.
"Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya. Walau singkat, sungguh banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden," tambah Belva.
Pria kelahiran 30 Mei 1990 itu mengaku ia merasakan betul bagaimana semangat Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan sehingga di manapun di posisi apapun ia bekerja, ia tetap berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI.
"Dengan ini, saya juga ingin menjelaskan bahwa saya tidak dapat merespon pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir karena saya ingin fokus dalam menyelesaikan hal ini terlebih dahulu. Terima kasih untuk teman-teman yang telah menghormati dan menghargai keputusan saya tersebut," ungkap Belva.
Ia pun sempat menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat segera keluar dari masalah pandemi yang berat ini.
Salah satu pendiri Ruangguru sekaligus Chief of Product & Partnership Ruangguru Iman Usman ikut mengonfirmasi pernyataan Belva tersebut.
"Ya pernyataan (mundur) itu benar," kata Iman saat dihubungi Antara.
Sebelumnya Melalui akun Twitter miliknya, Belva menuliskan bahwa ia tidak terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut dan tidak tahu menahu soal keikutsertaan Ruangguru dalam program kartu Prakerja.
Baca juga: Stafsus: Bukan waktunya saling menjatuhkan saat wabah COVID-19
Warganet ramai menyoroti keikutsertaan Ruangguru dalam kartu Prakerja berasal dari cuitan Twitter Rachland Nashidik. Politisi Partai Demokrat ini menyebut mengkritik keras penunjukan Skill Academy oleh Ruangguru sebagai penyedia pelatihan online di program tersebut.
Baca juga: Wasekjen Demokrat anjurkan kedua capres bubarkan koalisi
Program Kartu Pra Kerja adalah program pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Bentuknya pelatihan online dan tatap muka.
Setiap peserta akan mendapatkan dana sebesar Rp3,55 juta selama 4 bulan. Dana ini untuk bayar pelatihan dan membeli sembako. Program Pra Kerja menyasar 5,6 juta orang dengan anggaran Rp20 triliun.
Baca juga: Staf khusus Presiden RI semangati millenial Aceh kuliah di luar negeri
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020