London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah merosot pada Senin, setelah melesat mencapai posisi tertinggi tujuh bulan di atas 70 dolar AS pada akhir pekan lalu, karena para investor melakukan aksi ambil untung di tengah pemulihan mata uang AS.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, merosot 1,10 dolar AS menjadi 67,34 dolar AS per barel. Pada Jumat, kontrak telah menyentuh 70,32 dolar AS -- level tertinggi sejak 4 November.

Dalam perdagangan pagi di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli jatuh satu dolar AS menjadi 67,24 dolar AS per barel.

Meski turun, "harga terus menjadi sangat kuat dan momentum perdagangan sunguh-sungguh menentang tekanan turun dari fundamental pasokan dan permintaan)," kata Victor Shum, seorang analis dari perusahaan konsultan energi Purvin and Gertz.

"Harga minyak mentah harus mengalami koreksi, namun momentum perdagangan terus mempertahankan harga pada sebuah level kuat."

Shum mengatakan, harga minyak telah mendapat dukungan di tengah harapan bahwa ekonomi global yang sedang sakit akan pulih lebih cepat dari perkiraan. Namun ia juga memperingatkan bahwa di sana lebih banyak pasokan ketimbang permintaan dan ini akan menjaga harga dalam kendali.

Minyak mentah masih akan dihargai pada kisaran 65 hingga 70 dolar AS per barel hingga akhir 2009 sebelum meningkat, kata Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil pada Sabtu.

"Pasar masih akan tinggal dalam sebuah batasan 65 hingga 70 dolar AS hingga akhir 2009, karena konsumsi bahan bakar (AS) akan meningkat pada musim panas, tapi itu sulit memprediksi pasar," kata Khelil di Algiers, seperti dikutip kantor berita setempat APS.

"Harga minyak sangat mungkin melampaui batas 70 dolar AS per barel dari 2010, karena ekonomi dunia pulih," tambah dia.

Kenaikan dolar AS setelah sebagian besar laporan pekerjaan Amerika positif, membebani harga minyak, kata para dealer.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, tingkat pengangguran melonjak ke posisi tertinggi 26 tahun, 9,4 persen pada Mei, sementara jumlah kehilangan pekerjaan (PHK) melambat menjadi 345.000 lebih baik dari perkiraan.

Laporan dipertimbangkan sebagai salah satu dari indikator terbaik momentum ekonomi, menawarkan sinyal yang bertentang tentang melemahnya pasar kerja, namun memberikan kesan bahwa laju pemangkasan pekerja tampak berkurang, sebuah sinyal positif untuk ekonomi yang digempur resesi.

Sebuah penguatan mata uang AS membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk para pembeli yang memegang mata uang melemah, ini pada gilirannya menghambat permintaan dan mendorong harga turun. Ketika dolar melemah berbalik cenderung meningkatkan permintaan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009