"Peresmian Jembatan Suramadu oleh mahasiswa terpaksa dilakukan karena proyek jembatan Suramadu itu sudah menjadi komoditas politik dalam pemilihan presiden," kata koordinator aksi, Hendrik.
Ia mengatakan mahasiswa menolak politisasi Jembatan Suramadu yang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009, dengan cara "meresmikan" sendiri.
"Jangan mencuri kesempatan, janganlah jembatan itu dijadi ajang kampanye," katanya di pintu tol Jembatan Suramadu dari sisi Surabaya.
Dalam aksinya, mereka meneriakkan yel-yel "Tolak... tolak... tolak... politisasi Suramadu. Hidup rakyat, hidup rakyat."
Setelah berorasi, mahasiswa melakukan prosesi peresmian Jembatan Suramadu dengan melakukan pengguntingan pita.
"Daripada yang meresmikan Suramadu orangnya tidak tulus karena punya kepentingan maka lebih baik jembatan itu diresmikan rakyat," katanya.
Pengguntingan pita peresmian Jembatan Suramadu itu dilakukan seorang perwakilan warga Kenjeran yang tak sengaja hadir di lokasi aksi unjuk rasa.
Warga Kenjeran itu seolah-olah bertindak seperti pejabat, warga yang ditunjuk meresmikan Suramadu itu berkata, "Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, maka dengan ini saya atas nama rakyat meresmikan Jembatan Suramadu."
Aksi para mahasiswa itu nyaris lolos dari pengawasan aparat kepolisian, karena sepanjang acara demo tak satupun petugas yang mengawal aksi mereka.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009