Semarang (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menegaskan pemerintah tidak akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) demi kepentingan masyarakat, negara, dan memberi peluang kepada sektor industri untuk dapat tumbuh lebih baik lagi.
"Saat ini pemerintah memberikan subsidi di bidang energi (subsidi BBM dan listrik, Red) sebesar Rp175 triliun, masih lebih rendah dari penerimaan kita di sektor ini pada tahun lalu mencapai Rp350 triliun," ujarnya ketika melakukan kunjungan kerja ke Kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) PT PLN Semarang Barat, Senin.
Dengan demikian, lanjut dia, masih ada sisa cukup besar yang dapat digunakan untuk keperluan subsidi. "Hanya saja, besarnya subsidi tergantung dari harga minyak dunia, mengingat saat sekarang masih bulan Juni sehingga belum diketahui berapa pendapatan dan berapa subsidinya," ujarnya.
Menurut Purnomo, berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun, pendapatan dan subsidi selalu lebih besar dari pendapatan, sehingga di sektor energi dipastikan masih terdapat keuntungan yang dapat dijadikan sumber kontribusi untuk bangsa dan negara ini.
"Mudah-mudahan tarif listrik ini tidak naik hingga Oktober 2009, mengingat masa jabatan saya berakhir Oktober. Setelah, Oktober saya tidak mengetahui, karena pemerintahannya juga baru," ujarnya.
General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY Ferry Krisna mengatakan, belum dinaikkannya TDL tidak akan menganggu pendistribusian listrik di daerah, mengingat sebelum masuk tahun anggaran segala sesuatunya sudah disiapkan.
"Dengan kondisi sekarang pun, ketika TDL tidak naik kita sudah menghitung sebelumnya dan tidak ada masalah," ujarnya.
Sementara jumlah subsidi listrik untuk Jateng dan DIY, katanya, sebesar Rp5 triliun atau sekitar 10 persen dari jumlah nasional. "Sementara pemasukan untuk Jateng dan DIY sebesar Rp9 triliun per tahun," ujarnya.
Adanya subsidi sebesar Rp5 triliun, lanjut Ferry, cukup membantu mengurangi biaya beban operasional PT PLN Distribusi Jateng dan DIY, sehingga terhindar dari kerugian. "Kita tidak untung, tetapi kita juga tidak rugi karena ada subsidi tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, biaya operasional terbesar digunakan untuk membeli transmisi hampir 80 persen dari biaya beli. "Setelah membeli transmisi, maka yang kita jual adalah distribusi," jelasnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009