"Pengakuan dari UNESCO tersebut dijadwalkan dilakukan pada Oktober 2009. Karena itu masyarakat Indonesia khususnya Kota Pekalongan bisa mempertahankan nilai estetika batik," kata Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan, Fatiyah A. Kadir di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, upaya mengusulkan kerajinan batik bisa diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia melalui proses panjang dan cukup rumit karena harus memenuhi persyaratan, seperti penyiapan naskah akademik tentang batik dan adanya dukungan dari pemerintah.
"Batik Indonesia yang diusulkan tersebut bukan motifnya melainkan nilai estetikanya yang sampai saat ini masih dipegang teguh oleh sebagian perajin batik Pekalongan," katanya.
Rusdiyanto salah seorang perajin batik mengatakan, para perajin optimistis dengan adanya pengakuan dari Unesco akan menambah kerajinan batik Kota Pekalongan bisa lebih dikenal dunia.
"Rencana pengukuhan dari UNESCO kami pastikan akan menambah motivasi para perajin untuk lebih mngembangkan kerajinan batik," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009