Los Angeles (ANTARA News) - Bangkai burung yang terinfeksi virus flu unggas terus terinfeksi sampai dua tahun, demikian hasil satu studi baru.
Virus flu unggas dapat menyintas(hidup atau bertahan) di dalam cairan lapisan bawah tanah --cairan yang mengalir dari lapisan bawah tanah-- selama sedikitnya 30 hari dan selama dua tahun, demikian hasil studi yang disiarkan di dalam jurnal "Environmental Science & Technology, terbitan Juni.
Berbagai faktor yang sangat mengurangi masa penyintasan virus tersebut ialah temperatur yang naik dan keasaman serta alkalin pH, kata beberapa peneliti kesehatan masyrakat Nebraska yang melaksanakan studi itu, demikian dikutip dari Xinhua-OANA.
Ratusan ribu ayam dan bebek yang terinfeksi virus flu unggas telah mati atau dimusnahkan di seluruh dunia dalam upaya mengendalikan penyebaran penyakit tersebut.
Sisanya ditangani dengan berbagai cara, termasuk ditanam di lapisan bawah tanah. Misalnya, bangkai lebih dari empat juta unggas yang dipilah atau mati selama wabah 2002 di Virginia ditaruh di lapisan bawah tanah kotapraja, kata "American Chemical Society".
"Data yang diperoleh dari studi ini menunjukkan penguburan di lapisan bawah tanah adalah metode yang sesuai untuk membuang bangkai hewan yang terinfeksi influenza unggas," demikian kesimpulan Shannon L. Bartelt-Hunt dan rekannya, yang menyatakan lapisan bawah tanah dirancang untuk menahan benda lebih dari dua tahun.
Namun para peneliti itu mengatakan keamanan pembuangan di lapisan bawah tanah mesti mendapat perhatian lebih lanjut.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009