Jakarta (ANTARA News) - Pihak keluarga Nasruddin Zulkarnaen (NZ) membantah bahwa saat ini para anggota keluarga almarhum saling berebut harta warisan yang ditinggalkan.

"Tidak ada itu saling rebutan (warisan). Memangnya almarhum konglomerat yang hartanya berlimpah? Almarhum tidak meninggalkan apa-apa," kata Andi Syamsudin, juru bicara keluarga NZ kepada wartawan di Jakarta, Minggu.

Andi Syamsudin yang juga adik kandung NZ menegaskan, sangat tidak elok membahas soal warisan, apalagi dikait-kaitkan dengan keberadaan Rani Juliani.

Dengan adanya Rani, kata Andi, dia justru mewariskan pembunuhan atas diri kakaknya yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga.

"Justru ekonomi keluarga yang ditinggalkan sekarang dalam keadaan sulit," kata Andi.

Selama ini, dia menambahkan, keluarga besar NZ juga tidak pernah mengenal nama Rani Juliani yang disebut-sebut menjadi saksi kunci dalam peristiwa pembunuhan terhadap almarhum.

"Kami sekeluarga tidak pernah mengenal nama Rani Juliani, apalagi menjadi istri dari saudara kami," tegas Andi.

Dijelaskannya pula bahwa sejauh ini keluarga besarnya hanya mengetahui jika NZ hanya mengenal dua orang perempuan yang dekat dengan keluarga yakni, Sri Astuti, istri pertama yang tinggal di Makassar dan Arinda Irawati, istri kedua, yang tinggal di Tangerang, Banten.

Karenanya agar tidak terjadi kesimpang siuran, ujar Andi, pihak keluarga meminta kepada kepolisian untuk memberikan keterangan resmi mengenai motif dari kasus penembakan itu.

Tentang desakan agar Rani Juliani diperiksa polisi dan ditampilkan ke hadapan publik, pihaknya tidak mau berkomentar.

Meski demikian, keluarga besar NZ telah membentuk tim investigasi yang dalam waktu dekat akan mengekspose temuan-temuan yang didapat. "Kalau soal Rani, apakah mau ditampilkan atau tidak, lebih baik kami tidak komentar. Itu urusan penyidik. Tapi, tim invesitigasi kami dalam waktu dekat juga mau merilis tentang temuan-temuannya," kata Andi.

Berkomentar soal upaya polisi dalam mengungkap kasus terbunuhnya NZ, Tim Investigasi Independen Irjen Pol (Pur) Sudirman Ail meminta kepada Polda metro Jaya untuk lebih transparan dalam mengungkap kasus pembunuhan tersebut.

Pasalnya, selama ini masih banyak hal bias dalam penyelidikannya.

"Bias, karena sampai sekarang Polda belum menyebutkan masing-masing keterlibatan tersangka. Misalnya, Sigit Harya Wibisono hubungannya dengan Antasari. Begitu juga WW dengan Antasari dan Sigit. Ini perlu dijelaskan," katanya.

Sebelumnya, muncul desakan agar penyidik kepolisian memunculkan Rani Juliani, agar publik tidak bertanya-tanya.

Dimunculkannya Rani diharapkan dapat mematahkan berbagai dugaan, di antaranya dugaan konspirasi yang melibatkan pejabat negara.

Selama ini, publik dibuat bingung karena mantan caddy golf itu disembunyikan polisi sehingga bisa menimbulkan kesan kemunculannya nanti seperti yang diskenariokan polisi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009