"Kami menyiapkan dua saksi di setiap TPS. Satu di dalam, dan satu di luar lokasi," kata Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Faf Adi Siswo, setelah deklarasi dan konsolidasi tim kampanye Mega-Prabowo
di Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengatakan, penempatan saksi tersebut adalah kerja sama dengan tim dari PDIP dan Partai Gerindra, yang menjadi satu tim dengan status sebagai Capres dan Cawapres. Saksi tersebut dibingkai dalam tim bersama dua partai.
"Untuk saat ini, kami akan koordinasi dengan DPC di seluruh Jawa Timur tentang perekrutan dan rencana pelatihan bagi saksi," katanya.
Menurut dia, penempatan dua saksi tersebut sangat penting, karena berdasarkan pengalaman saat Pemilu ternyata Partai Gerindra kehilangan banyak suara, akibat penempatan saksi yang terbatas.
Ia tidak menjelaskan berapa besar kehilangan suara Partai Gerindra saat Pemilu April 2009, namun pihaknya siap mengantisipasi kejadian itu agar tidak terulang dalam Pemilu Presiden Juli mendatang.
Menyinggung dengan daerah rawan di wilayah Jawa Timur, Faf mengaku, yang perlu diwaspadai adalah daerah pilihan tujuh yang terdiri dari Kabupaten Magetan, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek.
Selain sebagai basis Partai Demokrat karena identik dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua dewan pembina, juga karena SBY di masa kecil dan besar berada di Pacitan, bahkan ia juga mewaspadai intrik politik uang yang kemungkinan dilancarkan kubu lawan.
Sementara itu, Ketua tim pemenangan Mega-Prabowo Kabupaten Kediri, Erjik Bintoro mengaku, sudah menyiapkan kadernya untuk pemenangan pasangan Mega-Prabowo dalam Pemilu Legislatif Juli mendatang.
Pihaknya sudah koordinasi dengan PDC Partai Gerindra terkait dengan strategi pemenanangan. Ia yakin, di Kabupaten Kediri, pasangan Capres dan Cawapres, Mega-Prabowo dapat unggul.
"Kami sudah koordinasi dengan tim pemenangan lainnya. Kami yakin, pasangan yang kami usung unggul di kabupaten," kata Erjik.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
