Politik
Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Barindo Raya menyatakan siap mengirimkan tim relawan ke kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia, untuk mempertahankan wilayah Ambalat yang kini diklaim oleh Malaysia sebagai wiayah teritorial mereka.
Tindakan ini akan segera dilakukan, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan perang atau keadaan darurat yang dijamin oleh UUD 1945, kata Ketua Umum Barindo Raya Letjen (Purn) M Yasin, usai menerima pimpinan DPC Barindo Raya kota dan kabupaten se-Jawa Barat di Jakarta, Minggu.
Menurut Yasin, ratusan kader dan simpatisan Barindo se-Jabar sudah menyatakan siap membantu pasukan TNI, untuk bertugas di barisan terdepan dalam menghadapi musuh.
"Kami sudah menyiapkan kader-kader terbaik Barindo Raya, yang memiliki pengalaman intelijen dan strategi dalam menghadapi musuh," kata mantan Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas RI) itu.
Namun Yasin menjelaskan, ia masih menunggu negosiasi dan perundingan damai, yang dilakukan oleh para diplomat di Departemen Luar Negeri RI. Pernyataan perang dari presiden, kata Yasin, merupakan opsi terakhir, jika negosiasi kedua negara menemui jalan buntu.
Menurutnya, kondisi perbatasan Ambalat saat ini sudah memprihatinkan, karena Malaysia berupaya memprovokasi TNI-AL, melalui manuver pelanggaran batas wilayah teritorial RI. Tindakan kapal-kapal Malaysia, kata dia, dianggap sebagai pelecehan kedaulatan NKRI.
"Sudah saatnya pemerintah tegas, dan memerintahkan pasukan militer melumpuhkan sarana transportasi militer Malaysia yang melanggar perbatasan. Kita harus membuktikan, bahwa pasukan militer mampu mempertahankan harga diri bangsa," kata dia.
Lebih lanjut Yasin mengungkapkan, pihaknya dalam waktu dekat akan membuka pendaftaran relawan Barindo Raya di tiap-tiap provinsi, yang bersedia membela negara. Pembentukan para relawan tersebut, akan ditindak-lanjuti dengan pelatihan semi-militer, sebelum diterjunkan ke medan perang.
"Kami yakin, bertempur membela negara di Ambalat tidak akan mati konyol. Justru, kita sudah menguasai lapangan dan mampu mempertahankan Ambalat dari ancaman musuh," kata Yasin. Menurut dia, setiap warga negara yang bersedia mempertahan Ambalat untuk keutuhan NKRI, sama seperti pejuang dan pahlawan yang layak mendapatkan penghargaan negara.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tiba masanya untuk mengubah idea mengenai perang sebagai jalan penyelesaian kepada pertikaian dan konflik antara negara.
\"Sebagai masyarakat yang bertamadun, kita tidak dapat menerima pembunuhan semasa perang sama seperti kita tidak boleh menerima pembunuhan dalam masyarakat semasa dalam keadaan aman.
\"Pembunuhan dalam perang mesti dianggap sebagai jenayah sama seperti pembunuhan dalam keadaan aman sebagai jenayah supaya mereka yang melancarkan perang yang membawa kepada pembunuhan mesti dianggap sebagai penjenayah dan dihukum sebagai penjenayah,\"
Sepanjang dalam sejarah, manusia membunuh di antara satu sama lain dalam usaha untuk menyelesaikan konflik tetapi semasa zaman primitif ia merupakan penyelesaian muktamad kerana manusia tidak tahu suatu yang lebih baik kerana mereka tidak mempunyai duta besar atau diplomat atau mereka tidak mempunyai cara untuk mendapat penghakiman undang-undang seperti merujuk kepada mahkamah undang-undang.
\"Kerosakan pun tidak begitu teruk tapi dengan masa yang berlalu, perang menjadi semakin kejam, tentera atau pembunuh terlatih membunuh ribuan musuh dan lebih dan untuk menang, strategi baru dan senjata baru dicipta,\"
Perang juga akan mengakibatkan pembaziran pendapatan bagi sesebuah negara di mana mereka akan membelanjakan wang untuk membeli senjata tetapi tidak digunakan yang sepatutnya boleh digunakan untuk mengurangkan kadar kemiskinan.
Perang tidak boleh diterima dan mesti dihapuskan kerana perhambaan telahpun dihapuskan kerana perang adalah lebih teruk daripada perhambaan.
Sudah tentu akan mengambil masa untuk mengubah nilai-nilai kemanusiaan tetapi tindakan perlu dimulakan sekarang di mana generasi muda dari pelbagai negara mesti memulakan perubahan itu.
- Bernama
Apa kata Pemimpin Indonesia (Yusuf Kalla)? Mau siap berperang?? Jadilah manusia bertamadun…