Jakarta (ANTARA News) - Mantan pelatih Pelatnas dan pebulutangkis nasional Indra Gunawan menghembuskan nafas terakhir pada usia 61 tahun karena penyakit kanker usus yang ia derita selama dua tahun, pada pukul 06.25 WIB di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Minggu.

"Dia kelihatan sangat tenang, seperti orang tidur saja," kata istrinya Dewi Mirida yang mendampingi Indra saat menghembuskan nafas terakhir kali.

Menurut Dewi, seminggu sebelumnya Indra memaksa pulang ke rumah meskipun masih harus menjalani pengobatan radiasi satu kali lagi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Bapak minta dicarikan shinse akupuntur saja," kata Dewi.

Pada waktu itu Indra merasa kesakitan di bagian kepala dan sempat mengalami pengobatan akupuntur.

Kemudian pada Kamis (4/6) pagi Indra mengalami kejang dua kali, kemudian dilarikan ke RS Pantai Indah Kapuk, rumah sakit yang terdekat dari tempat tinggalnya.

Pada Sabtu (6/6), kondisi Indra terus memburuk dan sudah sulit bernafas. Saat itu, Indra bahkan membutuhkan bantuan selang untuk mendapat asupan makanan.

"Pagi tadi, saya lihat bapak sempat susah tarik nafas, terus kondisinya tambah lemah," kata Dewi.

Indra pun dinyatakan telah tiada setelah diperiksa dokter dengan sejumlah alat. Pada saat itu, Indra didampingi keluarganya, yaitu istri dan ketiga anaknya.

"Bapak tidak sempat berpesan apa-apa, sebab beliau sudah tidak bisa bicara lagi," kata Dewi.

Selanjutnya, jenazah Indra yang semasa hidupnya pernah berkarir sebagia pelatih bulutangkis di Malaysia itu akan disemayamkan di ruang A dan B rumah duka Atmajaya mulai Senin (8/6) siang.

Menurut rencana, jenazah akan dikebumikan pada Kamis (11/6) di Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Pria kelahiran 23 September 1947 itu pernah menjadi juara Asian Games 1970 pada nomor ganda, juara Asia 1971, dan tergabung dalam tim Piala Thomas Indonesia pada 1970 dan 1973.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009