Jayapura (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol FX Bagus Ekodanto, mengatakan penyergapan oleh pasukan Brigade Mobil (Brimob) Polda Papua ke markas kelompok bersenjata yang menguasai bandar udara Kapeso telah mengakibatkan jatuhnya korban.
Dua orang dari kelompok bersenjata tewas dan empat anggoa Brimob terkena anak panah. "Selain itu ada juga korban tewas dari warga sipil yang merupakan utusan Bupati setempat, sehingga total korban tewas berjumlah tiga orang," kata Kapolda di Jayapura, Sabtu.
Empat anggota Brimob menderita luka cukup serius akibat terkena panah dari kelompok bersenjata itu.
Kapolda menjelaskan penyergapan terjadi sekitar Sabtu (6/6) pukul 01.30 WIT ketika kelompok bersenjata menguasai Gereja Klasis GKI, sekitar 300 meter dari lapangan terbang Kasepo.
"Saat ini markasnya sudah berhasil kita kuasai," kata Kapolda.
Kapolda menambahkan hingga saat ini identitas para korban yang meninggal belum diketahui secara pasti, termasuk korban tewas yang merupakan utusan bupati Mamberamo raya itu.
"Yang bersangkutan merupakan tim perunding antara petugas berwenang dengan kelompok bersenjata yang menguasai lapangan terbang Kasepo, dan ia juga menjadi salah satu korban," ujarnya.
Kapolda menceritakan, tertembaknya utusan bupati itu bermula saat Brimob berhasil memukul mundur kelompok bersenjata dari markasnya di Gereja Klasis.
Saat kelompok bersenjata itu mundur meninggalkan markas, mereka bertemu utusan bupati dan langsung menembakinya hingga tewas. Saat ini polisi sudah mengamankan barang bukti dari markas kelompok bersenjata itu.
Barang bukti yang disita antara lain, satu senjata api rakitan, puluhan anak panah dan busurnya, serta dokumen foto latihan para kelompok bersenjata.
Dalam penyergapan tersebut, lanjut Kapolda, pihaknya juga menahan seorang perempuan bernama Nela yang diduga anggota kelompok bersenjata dan seorang anak yang masih berumur 14 tahun.
"Saat ini mereka sedang diperiksa di kampung Bagusa," tambah Kapolda.
Bandara Kapeso yang terletak di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, sejak dua pekan terakhir dikuasai oleh kelompok bersenjata.
Sebelum melakukan penyergapan Sabtu dini hari tadi, Polda Papua selalu melakukan pendekatan kepada kelompok bersenjata itu melalui tokoh adat maupun agama.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
mbokyo segera diserbu habis habisan saja
persuasif sudah dilaksanakan, tapi korban telah jatuh, separatisme dan terorisme tidak bisa dibiarkan tumbuh di NKRI, apapun alasannya.
jangan pernah berunding dengan teroris dan separatis karena sama sama melakukan tindakan teror.