Brisbane (ANTARA News) - Seorang penumpang "Jetstar" rute penerbangan Darwin-Denpasar asal Indonesia yang terbang bersama seorang putranya yang baru berusia tiga tahun sempat "syok" dan khawatir dengan keselamatan diri mereka akibat aksi pengereman mendadak pilot pesawat tersebut, Sabtu malam.
Nurul Hilmiyati mengatakan kepada ANTARA, dia dan putranya, Zaky Zulhadi, sempat syok akibat peristiwa pengereman mendadak oleh pilot di saat pesawat yang relatif penuh itu sudah melaju cukup kencang untuk bersiap "take off" dari landasan pacu Bandar Udara Internasional Darwin menuju Denpasar, Sabtu malam pukul 19.50 waktu setempat.
"Saya masih emosional karena saya membawa anak. Peristiwa itu terjadi begitu mendadak saat pesawat sudah melaju hampir dengan kecepatan penuh di `runway`. Saya kasihan dengan anak saya yang tampak `scared` (takut). Pilot memberitahu penumpang bahwa ada burung masuk ke salah satu mesin pesawat," katanya.
Mahasiswi program doktor di Sekolah Jurnalistik dan Komunikasi Universitas Queensland (UQ) Brisbane itu mengatakan, pilot kemudian memberitahu para penumpang bahwa pesawat harus kembali ke terminal Bandara untuk diperiksa para teknisi Jetstar.
"Lalu kami diperintahkan awak pesawat untuk kembali ke ruang tunggu keberangkatan dan menunggu kepastian tentang kondisi mesin pesawat sekitar lima belas hingga tiga puluh menit," katanya.
Setelah batas waktu 30 menit pertama terlewatkan, ia dan para penumpang lainnya kembali diminta petugas Jetstar untuk menunggu satu jam lagi karena para teknisi masih berupaya memastikan kondisi mesin. Kembali para penumpang diminta bersabar hingga menunggu sampai dua jam tanpa kepastian, katanya.
"Sebenarnya ada satu pesawat Jetstar yang baru tiba tapi petugas lapangan Jetstar menyebutkan bahwa pihaknya kesulitan menyediakan pilot dan awak pesawat karena mereka yang bertugas di pesawat sebelumnya harus diganti semuanya," kata Nurul.
Akibatnya, keberangkatan pesawat Jetstar bernomor penerbangan JQ-81 ke Denpasar Sabtu malam dibatalkan. "Kami dijanjikan terbang dari Darwin ke Denpasar Minggu pagi pukul 08.30 waktu Darwin," katanya.
Seluruh penumpang kemudian diinapkan di dua penginapan dekat Bandara, "Darwin Airport Resort" dan "Darwin Inn", namun Jetstar tak memberikan makanan apapun kepada para penumpang, khususnya anak-anak. "Jetstar tak menyediakan makanan apapun kecuali air mineral buat para penumpang," katanya.
Sementara itu, Masudin, suami Nurul Hilmiyati, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, ia sangat berterima kasih atas sikap tanggap dan bantuan makanan yang diberikan Sekretaris II Fungsi Pensosbud Konsulat RI Darwin, Arvinanto Soeriaatmadja, kepada istri dan anaknya.
"Saya sampaikan terima kasih atas kepedulian Pak Arvinanto dan istri. Habis, dalam kondisi darurat seperti ini Jetstar tak menyediakan makanan apapun kepada penumpang," katannya.
ANTARA mencatat penundaan penerbangan Jetstar ke Denpasar Bali dari Darwin seperti yang terjadi pada pesawat JQ-81 ini merupakan yang kedua kalinya setelah 14 Mei lalu.
Pada 14 Mei itu, Gubernur Papua Barat Abraham O. Atururi dan 14 orang anggota rombongannya gagal meninggalkan Darwin menuju Denpasar karena petugas maskapai penerbangan murah Australia itu tiba-tiba membatalkan penerbangannya pukul 19.30 waktu setempat dengan alasan "pilot jatuh sakit".
Jetstar kini merupakan satu-satunya maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan Darwin-Denpasar setelah Garuda Indonesia menghentikan operasinya di Darwin sejak 22 April 2009.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009