Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh Saifuddin, Senin, mengatakan lokasi pemantauan hilal tahun ini tidak terbuka untuk umum, peserta dibatasi maksimal 10 orang untuk hadir ke lokasi.
"Sepuluh orang sudah termasuk para petugas pemantauan hilal dan undangan dari instansi terkait. Para petugas juga kita minta senantiasa mematuhi prosedur keselamatan dengan menjalankan physical distancing," katanya di Banda Aceh.
Baca juga: Kemenag siapkan protokol rukyatulhilal saat pandemi COVID-19
Pemantauan hilal akan berlangsung di Gedung Pusat Observatorium Teungku Chik Kuta Karang, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar pada Kamis (23/4) mendatang.
Ia menjelaskan, peserta dan petugas pemantauan hilal juga diminta menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Kemudian, peserta juga akan diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki area pemantauan hilal.
"Petugas yang merasa tidak sehat, maka secara tegas kami larang untuk mengikuti kegiatan rukyatul hilal," ujarnya.
Selain itu, alat pemantauan hilal seperti teleskop, theodolite, dan kamera hanya dapat dipegang oleh satu orang petugas dan dilarang menggunakannya secara bergantian.
Pihaknya juga meminta petugas untuk melaksanakan salat hajat sebelum pemantauan hilal untuk meminta agar dijauhkan dari bencana dan wabah COVID-19.
"Alat juga tidak boleh saling pinjam pakai. Kemudian sebelum dan setelah pemantauan, seluruh peralatan wajib dibersihkan dengan hand sanitizer," katanya.
Sementara itu, Ahli Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra mengatakan, pengamatan akan dimulai sejak pukul 17.45 WIB. Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan jalannya rukyatul hilal dapat dilihat melalui siaran akun facebook Kemenag Aceh.
"Berdasarkan konsep Imkanurrukyah, kemungkinan tinggi hilal yang dapat dirukyah, awal Ramadhan diperkirakan jatuh pada Jumat 24 April 2020," katanya.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020