Sebagai relawan pencegah penularan COVID-19 yang tergabung di Tim Gugus Cepat dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, menurut Uur, di Samarina, Senin harus menjalankan enam misi.
Misi ini harus ia jalankan bersama rekan-rekannya, sehingga kekompakan dan kerja sama tim merupakan hal yang menjadi keharusan.
Baca juga: Siswa SMP Solo pecah celengan untuk bantu penanganan COVID-19
Adapun enam misi untuk memutus rantai penularan virus corona yang harus dijalankan oleh Uur dan tim, pertama adalah melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah lokasi dan rumah pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP).
Misi ke dua adalah melakukan penyemprotan di sejumlah fasilitas umum dan perkantoran sesuai dengan permintaan. Ke tiga, melakukan penjemputan PDP sesuai arahan dari pihak medis.
Ke empat adalah sebagai asisten Tim Gugus Cepat Penanganan COVID-19, seperti mulai dari mempersiapkan perlengkapan alat pelindung diri (APD), memakaikan APD, melepaskan APD, hingga kemudian mensterilkan tim dan perlengkapan yang telah dipakai oleh tim.
"Ke lima adalah memberikan pemahaman maupun penyuluhan terhadap masyarakat tentang cara menjaga diri dan keluarga dari penularan virus corona, dan ke enam adalah anggota Tim Gugus Cepat Penanganan COVID-19 harus siaga 24 jam," tutur Uur.
Baca juga: Ratih, perawat RSUD Banten berjuang ingin pasien COVID-19 sembuh
Ditanya mengenai kemungkinan kendala yang ada dan bisa membuat suasana hati tidak nyaman saat bertugas, ia menuturkan bahwa semua yang dilakukan terasa nyaman karena dikerjakan dengan penuh keihklasan dan tanggung jawab.
"Cuma ada satu hal yang membuat saya terkadang di posisi sulit karena saya perempuan, jadi ada hal-hal tertentu yang saya dibatasi tidak boleh ikut, padahal kalau saya perhatikan sih sebenarnya saya masih mampu. Dalam tim ini, saya adalah satu-satunya perempuan," katanya.
Namun secara keseluruhan ia mengaku cukup menikmati tugas ini, karena ia merupakan tipe perempuan yang suka menghadapi tantangan, apalagi tantangan ini berkaitan dengan tugas kemanusiaan demi kemaslahatan masyarakat luas.
"Kalau rasa was-was atau takut terpapar virus sih, sampai sekarang nggak terpikir, saya hanya berpikir selama masih sehat dan bisa mengabdi, semampu itulah pengabdian yang saya lakukan. Bagi saya, yang terpenting adalah menjaga kesehatan dan kebersihan, selebihnya saya berdoa kepada Allah," ucap Uur. ***3***
Baca juga: Dian Sastro, Ladya Cheryl dan Kartini dunia film
Baca juga: Merry Riana: Pandemi COVID-19 ibarat masa ulat menjadi kepompong
Baca juga: Awalnya ingin jadi dosen, Kartini malah jadi Wakil Bupati Sinjai
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020