London (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Rohitha Bogollagama, membantah tuduhan-tuduhan bahwa lebih dari 20.000 penduduk sipil suku Tamil tewas dalam serangan terakhir pemerintah terhadap pemberontak Macan Tamil, kata suatu laporan di London, Sabtu.
Bogollagama mengatakan kepada surat kabar The Times, bahwa harian tersebut salah melaporkan pekan lalu, bahwa banyak penduduk sipil yang tewas di kawasan yang disebut zona tanpa tembakan, akibat pemboman pasukan militer Sri Lanka.
"Di dalam zona itu kami tak pernah membalas tembakan karena kami tidak ingin membuat kemungkinan mencederai penduduk sipil," katanya kepada The Times saat berkunjung ke London, Jumat.
"Tidak ada yang bisa memprovokasi kami untuk menembak penduduk sipil," katanya menandaskan.
Menurut harian Inggris itu, Bogollagama dikecam atas tewasnya semua warga sipil dalam pemberontakan Macan Tamil, namun membela pemerintahnya bahwa tak ada satupun warga sipil yang tewas akibat operasi militer.
Serangan terakhir beberapa bulan lalu itu mengakhiri perang sipil terlama di Asia, namun The Times mengatakan bahwa operasi itu menyebabkan lebih dari 20.000 warga sipil kehilangan nyawanya.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, Jumat memperingatkan pemerintah Sri Lanka terhadap mabuk-kemenangannya setelah mengalahkan pemberontakan separatis Tamil, dan menyerukan agar Kolombo `menyembuhkan luka-luka` akibat konflik yang sengit tersebut.
Sementara itu, Amnesti Internasional juga menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk memeriksa kejahatan perang yang dituduhkan kepada Sri Lanka.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009