Surabaya (ANTARA) - Empat komoditas pertanian Jawa Timur mencatat peningkatan ekspor di masa pandemi COVID-19, masing-masing sub sektor perkebunan seperti kopi dan minyak sawit, serta produk hortikultura dan tanaman pangan lainnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin mengatakan, empat komoditas itu membukukuan ekspor dengan total 9.358 kali pada periode Januari-Maret 2020, atau naik 47,95 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang hanya membukukan 6.325 kali.
Produk-produk itu, kata dia, diekspor melalui Pelabuhan Laut Tanjung Perak dan Bandar Udara Juanda Sidoarjo, sebagai pintu utama ekspor.
"Memang, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor yang cukup signifikan untuk empat komoditas itu," katanya.
Baca juga: Dampak wabah corona, impor Jatim dari China anjlok 16,44 persen
Jamil mengatakan, ekspor merupakan motor penggerak ekonomi, oleh karena itu tidak boleh berhenti.
"Dengan keterbatasan gerak untuk kewaspadaan penyebaran COVID-19, kami harus kerahkan segala upaya dari hulu hingga hilir agar ekspor tetap berlangsung," tutur Jamil, menegaskan.
Peningkatan ekspor, kata dia, juga sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang berharap seluruh jajarannya dan para pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk terus bekerja.
Sementara itu, Jamil mengimbau kepada seluruh pejabat Karantina Pertanian agar tetap siaga dalam melakukan pengawasan dan pengendalian keamanan dan mutu produk pertanian, pangan serta pakan, sekaligus melakukan tugasnya dalam memfasilitasi percepatan ekspor produk pertanian.
Baca juga: Mendag lepas ekspor komoditas makanan beku dari Jatim
"Dalam kondisi pandemi, kesehatan dan keselamatan bekerja bagi petugas diawasi ketat oleh masing-masing pimpinan di unit kerjanya," katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Mussyafak Fauzi mencatat untuk minyak sawit kenaikan total volume sebanyak 230,8 ribu ton, setara nilai ekonomi Rp2,7 triliun, dengan tujuan ekspor ke 76 negara mulai dari Singapura, Mikronesia, Sinegal, Yunani hingga Rusia.
Sementara komoditas kopi, kata dia, laris di 36 negara masing-masing Malaysia, Armenia, Spanyol, Swiss, Qatar, dengan total pengiriman 16 ribu ton atau senilai Rp1,2 triliun.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020