"Iklan yang berisi slogan itu hanyalah bungkus dari Capres-Cawapres saja, sedangkan yang dibutuhkan masyarakat lebih dari itu," kata Ketua Bidang Pembinaan Daerah PWI Pusat, Atal S Depari, di jayapura, Sabtu.
dia mengatakan, media massa seharusnya dapat memberikan informasi mengenai Capres-Cawapres secara detail.
"Namun sangat disayangkan jika media massa hanya menginformasikan slogan capres-cawapres yang dinilai kosong, tidak ada isi maupun sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, hal itu hanya akan membuat masyarakat menjadi bosan," katanya.
Slogan hanyalah sebagai salah satu bentuk kampanye namun tidak memberikan pendidikan yang sempurna bagi msyarakat.
Menurut dia, slogan hanya dapat menciptakan ketegangan antar pendukung saja. "Padahal slogan yang dibutuhkan adalah yang memudahkan para pemilih memahami visi dan misi yang diusung," katanya.
"Banyak iklan Capres-Cawapres di media massa hanya sebatas slogan, sedangkan masyarakat sendiri masih bingung dengan slogan yang tidak langsung membahas detail rencana konkret setelah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden nanti," katanya.
Ia mengatakan, kampanye cerdas seharusnya menciptakan visi dan misi yang kongkret sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang.
Atal mengatakaan, saat ini semua Capres terlalu terfokus pada ekonomi kerakyatan untuk menarik simpati masyarakat padahal bukan hanya masalah itu saja yang dihadapi bangsa ini.
"Seharusnya isu kemiskinan dan kasus-kasus yang lain masih banyak yang belum terselesaikan hingga saat ini dapat dijadikan fokus utama misi dan visi Capres," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009