Paris (ANTARA News/Reuters) - Petenis nomor dua dunia Roger Federer mempertahankan harapannya untuk merebut gelar di Prancis Terbuka yang belum pernah dimenanginya, setelah pada semifinal, Jumat, bertarung untuk mengalahkan unggulan kelima asal Argentina Juan Martin del Potro 3-6 7-6 2-6 6-1 6-4.

Petenis asal Swiss, yang bermain untuk yang ke-20 kali secara beruntun pada semifinal turnamen Grand Slam, tertinggal satu set sebelum dia bangkit untuk maju ke final menghadapi petenis Swedia Robin Soderling, yang menjadi penakluk juara empat kali Rafael Nadal di babak keempat. Pada semifinal, Soderling mengalahkan Fernando Gonzalez dari Chile 6-3 7-5 5-7 4-6 6-4.

"Saya sedikit beruntung namun saya berjuang keras," kata Federer, yang pada Minggu (7/6) akan menyamai rekor Ivan Lendl tampil di final turnamen Grand Slam untuk ke-19 kali.

"Saya memiliki rekor yang lebih menonjol dibanding dia (Soderling) namun dia sudah memainkan pertandingan yang luar biasa melawan (Fernando) Gonzalez," tambah Federer.

"Dia (Soderling) mendapat banyak pujian setelah dia menjadi salah satu yang menumbangkan Rafa," kata juara Grand Slam 13 kali itu yang sudah mengalahkan petenis Swedia itu dalam sembilan pertemuan sebelumnya.


Sia-siakan peluang

Del Potro, yang bermain untuk pertamakali pada semifinal Grand Slam, kecewa karena menyia-nyiakan peluang yang bagus untuk mengalahkan Federer.

"Seandainya ini menggunakan sistem `best of three set`, saya akan bisa menang dan saya akan meninggalkan lapangan itu dengan perasaan puas," katanya.

"Tapi sekarang, saya tidak bisa banyak menjelaskan apa saya rasakan. Pertandingan itu menghilang dari saya."

Federer, yang sedang berupaya menyamai rekor Pete Sampras merebut 14 gelar Grand Slam, mengalami awal pertandingan yang menyedihkan saat del Potro memanfaatkan servis keras dan forehand yang mendikte pertandingan.

Mendapat dukungan di Lapangan Utama yang memiliki kapasitas 15.000 penonton, Federer akhirnya bangkit dan berbalik memenangi pertandingan yang berlangsung selama tiga jam 29 menit pada match-point keduanya, dan memastikan tempat di final untuk keempatkalinya di lapangan tanah liat Paris itu.

Sebenarnya Federer mengawali pertandingan itu dengan penuh kepercayaan diri, dengan membuat Del Potro harus bergerak di sekeliling lapangan dan merancang dua peluang break pada game kedua dan keempat.

Del Potro bisa lolos dari kesemua itu dengan sebuah ace dan service winner, sebelum mengambil kendali pada pertandingan itu. Dia mencuri poin dari servis lawan untuk unggul 3-2 saat forehand Federer mendarat di net. Kesalahan yang sama dilakukan petenis Swiss itu di game kesembilan yang memberi Del Potro kemenangan set pertama dalam waktu 38 menit.

Petenis 20 tahun asal Argentina itu sebelumnya tidak pernah memenangi satu set pun dari Federer dalam lima pertandingan sebelumnya.

Kemudian pada set kedua, Federer memaksakan tiebreak setelah semua game berakhir dengan poin bagi pemegang servis. Dia memenangi tiebreak 7-2 saat forehand Del Potro keluar dan mulai memicu gemuruh penonton.

Namun itu masih belum cukup untuk mengganggu petenis Argentina itu, yang mencuri poin pada game pertama set ketiga dan kemudian terlihat nyaman dalam permainan servisnya.

Saat waktu pertandingan sudah melewati dua jam, Del Potro memenangi set ketiga itu saat forehand Federer terlalu lebar.

Kemudian Federer mulai memperbaiki permainannya dengan tembakan-tembakan "slice" dan taktiknya itu membuahkan hasil saat Del Potro kehilangan poin dari servisnnya pada game keempat setelah forehandnya terlalu panjang.

Federer mencuri poin lagi pada game keenam, kemudian diikuti dengan poin dari servisnya membuat pertandingan harus diputuskan pada set kelima

Federer mencuri poin dari servis lawannya pada game pertama set kelima saat permainan Del Potro semakin remuk.

Petenis Argentina itu sempat menyamakan kedudukan 3-3, namun kemudian kehilangan poin lagi dari servisnya karena melakukan "double fault".

Federer bisa mempertahankan ketenangannya dan Del Potro sempat lolos dari match-point pertama pada servisnya sendiri namun tidak berdaya pada match-point kedua saat Federer menindaklanjuti servis keras dengan forehand, yang mengakhiri pertandingan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009