Kalau dulu, menurunkan barang di pelabuhan bisa cepat karena kulinya banyak. Kalau sekarang berkurang. Jumlah kendaraan yang tersedia, sopir-sopirnya

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa penyaluran gula hingga ke tangan konsumen harus melalui berbagai proses yang membutuhkan waktu.

Menurut dia, ada beberapa proses yang harus dilalui hingga gula hingga sampai ke konsumen, mulai dari pengepakan hingga distribusi. Dia mencontohkan salah satu kendala yang dihadapi dalam situasi pandemik COVID-19 saat ini adalah sulitnya mencari buruh angkut dan supir truk.

"Kalau dulu, menurunkan barang di pelabuhan bisa cepat karena kulinya banyak. Kalau sekarang berkurang. Jumlah kendaraan yang tersedia, sopir-sopirnya," kata Komjen Sigit saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Senin.

Baca juga: Buwas ungkap birokrasi jadi alasan impor gula terlambat

Ia menyebut, saat ini ada sejumlah perusahaan gula rafinasi yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk memproduksi gula konsumsi dari gula rafinasi. Kemudian gula impor juga secara bertahap sudah masuk ke Tanah Air.

"Semuanya masih berproses untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar supaya harganya segera turun," ujarnya.

Sigit menegaskan stok gula di pasar saat ini masih mencukupi dan segera ditambah terlebih jelang Bulan Ramadhan. "Kami sudah lakukan pengecekan," ucap mantan Kadiv Propam Polri ini.

Baca juga: Pemerintah segera pasok 250.000 ton gula pasir ke pasar

Di beberapa pasar tradisional di Jakarta seperti Pasar Mayestik, Pasar Senen dan Pasar Rawamangun, harga gula pasir saat ini berkisar Rp16 ribu hingga Rp19 ribu per kilogram.

Sementara di ritel modern seperti di Naga Swalayan, Primo Supermarket dan Lotte Mart, gula pasir terpantau stabil di harga Rp12.500 per kilogram. Namun, pembelian dibatasi tergantung kebijakan ritel modern masing-masing.

Baca juga: Redam lonjakan harga, Mendag sidak pabrik gula

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020