Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman membantu repatriasi mandiri para WNI dari Yordania yang sedang menjalankan karantina wilayah untuk menahan penyebaran infeksi virus corona baru (COVID-19).
Sejak ditemukan kasus infeksi pertama COVID-19 awal Maret lalu, Yordania melakukan kebijakan dan langkah penanganan pandemi secara cepat, tepat dan menyeluruh.
Dua pekan kemudian, seluruh perbatasan Yordania, baik darat, laut dan udara ditutup. Semua penerbangan internasional yang masuk dan keluar Yordania juga diberhentikan.
Atas instruksi Raja Yordania, situasi darurat militer dicanangkan. Semua fasilitas publik, swasta, sekolah, pusat perbelanjaan dan tempat ibadah ditutup. Larangan keluar rumah dan jam malam diberlakukan serentak di seluruh negeri.
Sebagai dampaknya, sejumlah warga negara Indonesia (WNI), termasuk peserta jamaah tabligh, tertahan dan tidak bisa keluar wilayah sejak pertengahan Maret 2020. Tercatat ada sembilan anggota jamaah tabligh yang sedang mengikuti kegiatan keagamaan di salah satu yayasan di kota Zarqa.
Setelah memperoleh informasi tentang keberadaan mereka, staf KBRI Amman mengunjungi dan bertemu langsung untuk menanyakan keadaan para jamaah. Selain jamaah dari Indonesia, juga terdapat jamaah dari Pakistan dan Bangladesh. Pada kunjungan tersebut, para jamaah Indonesia diberi paket bantuan medis, makanan dan pulsa elektronik.
Para jamaah dari Indonesia itu menyampaikan keinginan untuk dibantu untuk dapat segera kembali ke Tanah Air karena mengingat visa izin tinggal mereka juga telah habis dan tiket penerbangan sudah tidak berlaku.
Untuk itu, KBRI Amman terus menghubungi Kementerian Luar Negeri Yordania dan instansi terkait untuk membantu kepulangan para jamaah Indonesia tersebut. Setelah menunggu sekitar satu bulan, akhirnya saat yang ditunggu pun tiba.
Melalui kerjasama dengan pihak maskapai penerbangan Qatar Airways dan penyelesaian izin tinggal oleh pihak imigrasi Yordania, pada Senin dini hari (20/4), lima anggota jamaah tabligh Indonesia akhirnya meninggalkan Bandara Internasional Queen Alia, bersama seorang pekerja migran dan seorang mahasiswa yang juga asal Indonesia.
Sebelumnya, KBRI Amman juga telah mendatangkan dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan para WNI itu. Dengan hasil tes negatif COVID-19 yang disertai dengan sertifikat kesehatan, mereka dinyatakan layak untuk melakukan perjalanan.
Meskipun dinyatakan negatif COVID-19, para WNI tersebut tetap diingatkan untuk melakukan karantina mandiri setibanya di Indonesia.
"Kepatuhan dan kedisiplinan warga masyarakat adalah faktor penting untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini," ujar Duta Besar RI untuk Yordania Andy Rachmianto.
"Kepulangan para WNI tersebut merupakan bentuk repatriasi mandiri di tengah situasi darurat akibat pandemi COVID-19 di Yordania," tutur Dubes Andy.
Seperti diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo, fasilitasi dan bantuan KBRI Amman juga merupakan bagian dari kehadiran negara dalam pelayanan dan pelindungan WNI di luar negeri.
Baca juga: KBRI ambil langkah lindungi WNI di tengah pandemi corona di Yordania
Baca juga: KBRI Amman pastikan kepulangan 285 jemaah umrah Indonesia
Baca juga: KBRI Amman pulangkan pekerja migran Indonesia beserta anak-anaknya
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020