Brisbane (ANTARA News) - Penderita positif flu babi di Australia Jumat malam sudah berjumlah 1.006 orang atau meningkat sebanyak 504 orang dalam dua hari terakhir.
Di negara bagian Victoria yang menjadi episentrum wabah flu A H1N1 yang sudah menewaskan sedikitnya 125 orang di dunia ini, jumlah penderita melonjak dari 395 orang menjadi 874 orang, demikian data Departemen Kesehatan Pemerintah Federal Australia yang diperoleh ANTARA di Brisbane, Jumat malam.
Jumlah penderita terbesar kedua di Australia ditemukan di New South Wales (NSW) yakni 75 orang, disusul Queensland (32), Australia Selatan (9), Tasmania (6), Australian Capital Territory (5), Northern Territory (3) dan Australia Barat (2).
Departemen Kesehatan Australia mencatat ada kenaikan jumlah penderita flu babi di Victoria sebanyak 122 orang dalam sehari namun tidak dijelaskan pemicu utama terjadinya lonjakan yang demikian tinggi di negara bagian berpenduduk 5,2 juta jiwa itu.
Negara bagian lain yang mengalami kenaikan jumlah penderita positif flu A H1N1 pada Jumat ini adalah Queensland (tiga kasus), Australia Selatan (2), NSW (1), Australian Capital Territory (1), dan Tasmania (1).
Sebelumnya, otoritas kesehatan negara bagian Queensland juga melaporkan adanya dua kasus baru H1N1, yakni seorang siswa SMA Negeri Smithfield, Cairns, dan seorang anak asal Blackwater yang menderita sakit sepulang dari Melbourne, Victoria.
Untuk kasus di NSW, dilaporkan bahwa dari 75 orang penderita, 54 orang di antaranya adalah mereka yang pernah berhubungan dengan kapal pesiar "Pacific Dawn", 17 orang lainnya dipastikan terjangkit saat berkunjung ke luar negeri, dan empat orang sisanya terjangkit selama berkunjung ke Melbourne.
Menjelang perayaan hari ulang tahun Ratu Inggris di Canberra, Departemen Pertahanan Australia memutuskan untuk membatalkan parade pasukan di Duntroon setelah seorang kadet Akademi Militer (RMC) positif terjangkit flu 09 H1N1.
Kondisi kesehatan kadet yang sudah menjalani proses isolasi itu dilaporkan relatif "memuaskan".
Terus meningkatnya kasus baru H1N1 khususnya di negara bagian Victoria dan Queensland telah mendorong otoritas setempat untuk meliburkan sementara belasan sekolah.
Selain itu, para siswa yang baru kembali dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Jepang, dan Panama diminta untuk istirahat di rumah selama sepekan.
Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan obat-obatan anti-viral, pemerintah federal Australia telah pun membeli 1,6 juta paket anti-viral Relenza guna memperkuat pasokan obat-obatan nasional. Dengan demikian Australia kini memiliki stok 10,3 juta obatan-obatan antiviral flu, termasuk Tamiflu.
Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ancamah wabah flu babi 24 April lalu, sudah ada 62 negara yang terjangkit dengan 21.940 kasus dan jumlah penderita yang meninggal mencapai sedikitnya 125 orang.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Segala sesuatu terjadi hanya karena kehendak dan seizin Allah Swt....