New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah dunia bergerak mendekati 70 dolar AS per barel pada Kamis waktu setempat, setelah sebuah proyeksi baru dari bank investasi AS Goldman Sachs mengharapkan pemulihan ekonomi global, kata para pedagang.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, mencapai level tertinggi 69,60 dolar AS per barel sebelum ditutup pada 68,57 dolar AS, naik 2,45 dolar AS dari penutupan Rabu.
Harga penutupan Kamis merupakan yang tertinggi sejak 4 November.
Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli, naik 2,83 dolar AS menjadi ditutup pada 68,71 dolar AS per barel, tertinggi sejak 21 Oktober.
Harga tinggal landas karena Goldman mengatakan harga minyak dapat mencapai 85 dolar AS per barel pada akhir tahun 2009.
Juga terbatu berita bahwa klaim baru untuk manfaat (asuransi) pengangguran di Amerika Serikat turun untuk kali ketiga pekan berturut-turut, memicu harapan resesi yang mencengkram negara konsumen energi terbesar dunia kemungkinan berkurang.
Harga meningkat "dengan cepat di tengah laporan Goldman Sachs menaikkan target harga minyak mentah untuk akhir tahun menjadi 85 dolar AS dan menaseharkan para nasabahnya untuk keluar dari posisi jangka pendek (short position) pada minyak mentah," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates.
"Itu adalah jumlah yang wajar dari uang investasi di tengah perintah berhenti bermain yang tidak ingin gagal komoditas meledak jika ekonomi stabil dan mulai membaik, itu sungguh-sungguh apa yang kami pertimbangkan," kata dia.
Goldman Sachs mengatakan proyeksi harga "bullish" (bergairah) didorong oleh pemulihan ekonomi dan pengurangan energi.
"Karena krisis keuangan berkurang, diikuti pengurangan energi," Goldman Sachs memperingatkan dalam sebuah laporannya.
"Rally harga baru-baru ini mungkin menjadi tahap awal rally harga minyak yang kami perkirakan akan menyertai pemulihan aktivitas ekonomi."
"Kami menaikkan proyeksi harga akhir 2009 kami (untuk minyak mentah New York) menjadi 85 dolar AS per barel dari 65 dolar AS per barel," tambah bank.
Lebih lanjut, Goldman memprediksi bahwa harga minyak akan mencapai 95 dolar AS per barel pada akhir 2010.
Setelah jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS Julia lalu, harga minyak menyentuh posisi terendah multi tahun pada Desember, sempat mendekati 32 dolar AS per barel.
Harga minyak naik pada pekan ini karena melemahnya mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi para pembeli pemegang mata uang kuat, dan beralih menstimulus permintaan dan mendorong kenaikan harga.
Faktor lainnya untuk kenaikan harga Kamis adalah sebuah laporan yang mengindikasikan berkurangnya pengangguran di Amerika Serikat.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan jumlah klaim awal untuk manfaat orang yang kelilangan pekerjaa dalam pekan yang berakhir 30 Mei, menyusut menjadi 621.000 dari data revisi pekan sebelumnya 625.000.
Harga minyak jatuh sehari sebelumnya, di tengah sebuah kenaikan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS.
Departemen Energi AS (DoE) mengatakan, cadangan minyak mentah Amerika meningkat 2,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 29 Mei menjadi mencapai 366 juta barel. Sebagian besar para analis memperkirakan akan turun 1,7 juta barel.
"Pasar minyak terus meningkat di tengah beragamnya perbaikan fundamental, perkembangan baru makro ekonomi, melemahnya dolar AS, meningkatnya risiko geopolitik dan pernyataan jelas dari Arab Saudi bahwa harga minyak akan menjadi 75 dolar AS," kata analis Torbjorn Kjus dari DnB NOR Markets.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009