London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah dapat mencapai 85 dolar AS per barel pada akhir tahun 2009, karena ekonomi global pulih dan munculnya kekurangan energi, bank investasi AS Goldman Sachs memproyeksikan pada Kamis.

"Karena krisis keuangan berkurang, diikuti kekurangan energi," Goldman Sachs memperingatkan dalam sebuah laporannya.

"Rally harga baru-baru ini mungkin menjadi tahap awal rally harga minyak yang kami perkirakan akan menyertai pemulihan aktivitas ekonomi."

"Kami menaikkan proyeksi harga akhir 2009 kami (untuk minyak mentah New York) menjadi 85 dolar AS per barel dari 65 dolar AS per barel," tambah bank.

Pada Selasa, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, telah melesat ke posisi tertinggi tujuh bulan 69,05 dolar AS didukung melemahnya dolar AS dan harapan pemulihan ekonomi global.

"Kami terus memperkirakan bahwa sebuah kombinasi dari stabilisasi permintaan dan penurunan produksi OPEC akan membantu menarik persediaan minyak kembali menjadi ke level normal pada akhir kuartal ketiga," tambah bank pada Kamis.

"Ini perbaikan dalam fundamental (pasokan dan permintaa) kemungkinan akan tercermin dalam ... kenaikan harga."

Lebih lanjut, Goldman memprediksi bahwa harga minyak akan mencapai 95 dolar AS per barel pada akhir 2010.

Setelah jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS Julia lalu, harga minyak menyentuh posisi terendah multi tahun pada Desember, sempat mendekati 32 dolar AS per barel.

Harga minyak naik pada pekan ini karena melemahnya mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi para pembeli pemegang mata uang kuat, dan beralih menstimulus permintaan dan mendorong kenaikan harga.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, memangkas target produksinya tiga kali akhir tahun lalu untuk menstabilkan kemerosotan harga yang merusak penerimaan 12 negara anggota kartel.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009