Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, memilih untuk tidak dipuji selama lima tahun mendatang apabila terpilih lagi untuk memimpin Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan Yudhoyono dalam pidato politik perdananya mengawali masa kampanye di Hall B Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Kamis malam.

Yudhoyono mengatakan, pilihan untuk tidak dipuji itu didasari bahwa dunia tengah menghadapi krisis keuangan sehingga dia tidak akan memberi janji-janji yang sulit dipenuhi.

"Saya tidak akan memberi janji yang sulit dipenuhi, memberikan angin surga juga bukan jalan yang saya pilih terlebih ketika dunia sedang krisis," tuturnya.

Dalam kampanye, lanjut dia, dirinya juga berjanji tidak akan mengambil langkah-langkah spektakuler dan agresif tanpa melakukan perubahan dramatis. "Saya lebih memilih sasaran yang realistis yang dapat dijangkau dan nyata manfaatnya, berdampak positif dapat dirasakan rakyat kita," ujarnya.

Dalam pidatonya. bertajuk "Membangun Pemerintahan Yang Bersih Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat" itu, Yudhoyono mengajak semua pihak untuk melakukan refleksi guna mengingat pidatonya saat maju dalam Pilpres 2004.

Ia mengklaim, semua janji pada kampanye Pilpres 2004 sudah dijalankan oleh pemerintah yang dia pimpin saat ini, dengan beberapa keberhasilan seperti kestabilan keamanan dalam negeri kesejahteraan yang makin meningkat dan citra Indonesia yang makin baik di dunia.

"Sebagai pertanggungjawaban sejarah saya persilakan saudara-saudara menyimak sasaran janji itu, menilai apakah saya bersama pemerintahan yang saya pimpin sudah bekerja sama sekuat tenaga untuk mencapainya." katanya.

Yudhoyono menyebutkan lima agenda yang akan dilaksanakan pemerintahan pada 2009-2014 antara lain peningkatan kesejahteraan rakyat, menciptakan akan tata kelola pemerintahan yang baik, pembangunan inkusif yang merata.

Lima agenda itu, lanjut Yudhoyono, akan diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Jangka Panjang 2009-2014.

Pada kesempatan itu, ia menegaskan, bahwa dirinya bukan penganut ekonomi neoliberalime melainkan meyakini sistem ekonomi jalan tengah yang menempatkan ekonomi pasar demi efisiensi dan pertumbuhan yang disertai upaya untuk melindungi rakyat melalui subsidi dan program-program pro rakyat.

"Apa yang pemerintah jalankan selama ini adalah ekonomi yang berpihak pada rakyat atau ekonomi kerakyatan," ujarnya.

Dalam pidato politiknya yang selalu diselingi riuh tepuk tangan dan gaduh teriakan "lanjutkan" itu, Yudhoyono juga menyebutkan tugas pemerintahan mendatang adalah menegakkan sistem presidensial sesuai prinsip ketatanegaraan yang dianut Indonesia.

Untuk menjaga kesinambungan dari perubahan dan perbaikan yang telah dilakukan pemerintahan saat ini, Yudhoyono meminta dukungan rakyat Indonesia untuk kembali maju dalam Pilpres 2009 bersama Boediono.

Pada kampanye perdana itu, Yudhoyono yang mengenakan kemeja biru dan berpeci hitam itu berpidato selama 40 menit di atas panggung melingkar yang dibuat mirip seperti arena kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Saat berpidato Boediono, beserta Ibu Herawati dan ibu Ani Yudhoyono duduk menyaksikan di belakang Yudhoyono.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009