Alumnus Universitas Riau tahun 1991 itu mengaku termotivasi mengkampanyekan program gemar membaca sebagai bentuk keprihatinannya terhadap anak-anak usia sekolah yang lebih gemar bermain "Video game/playstation".
"Mulanya saya melihat anak-anak tetangga saya yang memadati rumah yang menyewakan permainan playstation," kata Yusuf, saat mengunjungi Kantor Perum Kantor Berita Antara di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, selama kurang lebih enam bulan ini berhasil mengunjungi 66 kota di tujuh provinsi dengan menggunakan sepeda ontel.
Keenam provinsi itu adalah Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten dan DKI Jakarta.
Yusuf menambahkan, hampir di setiap kota yang disinggahi, ia selalu mendatangi puluhan kelompok warga untuk diajak gemar membaca untuk menambah pengetahuan.
"Dengan banyak membaca kita akan banyak menerima ilmu baru, terutama pengetahuan yang belum pernah kita dapatkan," katanya.
Ia juga mengimbau para orangtua agar mematikan pesawat televisi mulai pukul 19.00-21.00, untuk membiasakan putera-puteri mereka membaca.
Karena menurut sebuah penelitian, pada waktu-waktu itu anak-anak lebih mudah mengingat apa-apa yang dibacanya, dari pada ketika ia belajar di sekolah pada waktu pagi.
"Sebagian anak-anak kita waktu pagi itu, ada yang takut tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), ada yang takut terlambat dan takut dimarahi guru, sehingga mereka belajar tidak konsentrasi," katanya.
Yusuf berharap, peran serta para orangtua agar tidak "menghidupkan" stasiun televisi, tetapi memberi contoh kepada anak-anaknya untuk gemar membaca.
"Kalau orangtua membaca apa saja boleh, yang penting memberi contoh anaknya. jangan menyuruh anak membaca tetapi dia malah nonton TV," ujar Yusuf yang berencana akan berkeliling Indonesia untuk berkampanye "gemar membaca".(*)
Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009