Cairo (ANTARA News/Reuters) - Presiden AS Barack Obama, Kamis ini berada di Mesir untuk merajut kembali hubungan AS dengan dunia muslim melalui pidato yang sangat penting, dalam upayanya memenangkan dukungan negara-negara muslim moderat.

Pidato Obama akan ditujukan kepada satu miliar penduduk muslim seluruh dunia dan memilih Cairo sebagai upaya menggarisbawahi perhatian utamanya ke Timur Tengah dimana dia menghadapi tantangan kebijakan luar negeri yang berat.

Obama tiba di Mesir dari Saudi Arabia, dimana dia mengadakan pembicaraan mengenai sejumlah masalah termasuk konflik Arab-Israel.

Presiden AS ini juga akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Hosni
Mubarak sebelum menyampaikan pidato yang dinanti-nantikan dunia itu.

Obama ingin membangun koalisi dengan banyak pemerintahan muslim demi menguatkan upayanya menghidupkan pembicaraan damai di Timur Tengah dan membantu AS mengendalikan program nuklir Iran yang diklaim Teheran untuk tujuan damai namun Barat menuduhnya sebagai upaya membangun bom nuklir.

Para pejabat AS kepada pers, Rabu waktu AS, menyatakan bahwa Obama akan berpidato seterang mungkin dan menyeluruh mengenai serangkaian isu yang menjadi penyebab ketegangan diantara AS dan dunia muslim, serta menjelaskan kebijakannya di Afghanistan dan Iraq.

Pidatonya itu adalah bagian dari upaya besarnya dalam mendefinisikan lagi kebijakan luar negeri yang dibawah pendahulunya, George Bush, telah mengasingkan sekutu-sekutunya dan meruncingkan anti amerikanisme di dunia muslim, kendati minggu ini Obama tidak akan memintakan maaf atas kebijakan yang ditempuh selama pemerintahan Bush.

Obama telah bersumpah membangun babak baru hubungan AS - dunia muslim dengan menawarkan hubungan yang didasarkan pada kepentingan saling menguntungkan dan saling menghormati, menyusul kampanye pemerintahan Bush melawan terorisme dengan menginvasi Irak dan Afghanistan yang dilihat banyak muslim sebagai serangan terhadap keyakinan mereka.

Bush melancarkan apa yang disebutnya "perang melawan teror" segera setelah Serangan 11 September oleh Alqaeda ke AS yang pemimpinnya Osama bin Laden berupaya mengganggu Obama selama berada di Arab Saudi di lawatan pertamanya ke Timur Tengah.

Dalam komentar yang disiarkan televisi, Osama bin Laden menyatakanObama telah menanamkan bibit balas dendam dan kebencian di kalangan muslim karena dukungannya terhadap pencidukan basis-basis Taliban di Pakistan.

Jangan hanya Kata

Minggu ini Obama telah menjanjikan bahwa pidatonya nanti lebih dari sekedar pidato rekonsiliasi Amerika Serikat dan dunia muslim.

"Ada permusuhan diantara Amerika dan dunia Islam dan permusuhan ini telah berlangsung bertahun-tahun. Itu tidak akan pulih oleh satu pidato, pun tidak akan bisa dipulihkan satu pemerintahan," kata penasehat senior Obama, David Axelrod.

Banyak kaum muslim setuju dengan pernyataan ini. Setelah menyaksikan wawancara televisi pertama Obama dengan sebuah stasiun televisi Arab dan pidatonya di Turki. Kaum muslim mengingingkan hal itu lebih dari retorika.

"Jika dia menghentikan kebijakan-kebijakan (Bush) yang dungu itu dan mulai membangun jembatan baru antara Amerika dan orang muslim, bukan dengan rejim-rejim dunia Islam, maka itu akan menjadi langkah yang bagus," kata Essam el-Erian, anggota senior Ikhwanul Muslimin.

"Akan memerlukan waktu untuk mencapai atau mengubah janji-janji pidato menjadi aksi, namun kami menunggunya," sambungnya.

Dunia muslim menginginkan rincian mengenai bagaimana Obama berencana mengubah kebijakan AS di dunia muslim yang selama beberapa tahun mengalirkan dukungan kepada kebanyakan pemerintahan otoriter ketimbang untuk bantuan pembangunan.

Bagaimana baiknya pidato 45 menit Obama diterima oleh sebagian besar orang maka akan tergantung pada apa yang dia bicarakan soal konflik Israel-Palestina, masalah dimana dunia muslim sangat mempedulikannya. Dunia muslim melihat Amerika Serikat mendukung Israel secara membabi buta.

"Mesir berharap bahwa pidatonya itu akan mengandung pendekatan-pendekatan serius untuk mengatasi esensi hubungan antara dunia Islam dan Amerika Serikat serta dalam isu perdamaian di Timur Tengah," kata Juru Bicara Presiden Mesir, Suleiman Awad, dalam sambutan sebelum kedatangan Obama.

Sebagian besar muslim menginginkan Obama menjelaskan visinya dalam soal Palestina dan mengambil langkah yang tegas terhadap Israel yang menolak seruan Obama agar membekukan ekspansi pendudukannnya di Tepi Barat.

"Dia akan mendiskusikan sejumlah rincian pandangannya mengenai konflik dan apa yang diperlukan untuk mewujudkan itu. Dia akan berdiskusi baik untuk apa yang diartikan oleh Israel maupun untuk Palestina, AS dan negara-negara Arab," kata penulis pidato Obama, Ben
Rhodes, kepada reporter Kamis.

Obama memilih Cairko sebagai tempat menyampaikan pidatonya karena negara ini adalah jantung dunia muslim, namun sejumlah orang mengkritik pilihan ini.

Para aktivis HAM Mesir dan lainnya khawatir pilihan itu dilihat sebagai dukungan terhadap Mubarak yang berkuasa sejak 1981 dan pemerintahannya menindas kaum oposisi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009