Malang (ANTARA News) - Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, tahun 2009 membangun Rumah Sakit (RS) untuk kepentingan akademik dan penelitian dengan dana sebesar Rp600 miliar di kawasan Jalan Soekarno-Hatta Kota Malang.
Rektor UB, Prof. Dr. Yogi Sugito, Kamis, mengakui, tanpa memiliki RS sendiri, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UB cukup kesulitan untuk melakukan praktik lapangan, sehingga harus mencari RS-RS yang bersedia menampung.
"Mahasiswa FK ini kan kasihan. Selama ini mereka harus praktik menyebar di beberapa RS di Jatim, kalau yang pas dapat di RSSA enak, tapi yang di luar Malang kan kasihan," kata mantan Dekan Fakultas Pertanian UB itu.
Oleh karena itu, katanya, satu-satunya cara agar mahasiswa FK bisa tertampung seluruhnya dan melakukan praktik lapangan di tempat yang sama, UB mengajukan anggaran ke pemerintah pusat, untuk membangun RS.
Menurut Yogi, dari dana yang disediakan pemerintah pusat sebesar Rp600 miliar tersebut, saat ini baru turun sekitar Rp70 miliar untuk melakukan pembangunan tahap awal seperti pemerataan tanah dan studi kelayakan serta detail perencanaan.
Meski sebagai RS akademik dan penelitian, kata mantan PR I UB itu, RS yang nantinya diberi nama RSUB itu, juga menerima pasien dari masyarakat umum, termasuk menapung pasien yang mengantongi kartu keluarga miskin (gakin) atau kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
Hanya saja, katanya, untuk masyarakat umum yang mampu, RSUB itu nantinya membidik segmen pasar menengah ke atas.
"Daripada orang-orang kaya yang sakit itu ke Singapura, kan lebih baik berobat di dalam negeri (RSUB). Sebab, peralatan medis di RSUB nanti seluruhnya adalah peralatan `super` canggih," kata Yogi menegaskan.
Menyinggung paramedis dan dokter-dokter yang dimiliki FK UB sebagian besar dinas di RSSA Malang, Yogi mengatakan, mekanisme tersebut akan dibahas tersendiri bersama RSSA dan pemerintah pusat.
"Semua itu bisa dibicarakan dan dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait. Yang pasti, keberadaan RSUB nanti tidak akan menganggu kinerja dan operasional di RSSA Malang atau RS lain yang paramedisnya dibantu dari UB," katanya menambahkan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
lanjutkhan!!!!!!!
kami mendukung andaa....
smga za rumah sakit nya cept jadii..ameinnnnnn
hidup FK.. ..
hidup brawijaya..........
salam cinta.....
Warga Griyashanta bahkan Warga Malang akan senang hati dengan ide atau rencana Rektor UB mendirikan rumah sakit Akademik,tetapi Warga Griyashanta akan menolak keras apabila Rektor UB memaksakan kehendaknya membangun rumah sakit di Lingkungan Perumahan Warga.
Rektor Ub seharusnya faham,dimana harus membangun rumah sakit,jangan membangun rumah sakit yang bukan semestinya untuk rumah sakit.Carilah lokasi yang lain Pak Rektor,agar tidak menimbulkan konflik dgn Warga. Wass
Belajar berproses, mengindahkan masukan masyarakat (Griya Shanta), cari lokasi yang bener.
1. apakah pendirian R.S. di tengah2 pemukiman diperbolehkan?
2. bagaimana dengan polusi udara, air ? belum lagi dampak dari kebisingan kendaraan?
3. apakah sudah ijin RT. Setempat?
(jangan menyepelekan RT. apalagi warga setempat)
Tuh yg lbh penting...SPP jgn dimahal-mahalin, fasilitas kelas ajah diperbaiki dulu...gitu aja koq repot2..